Monday 10 February 2014

Tips memperlancar ASI [sebelum dan setelah melahirkan]

tepat tadi malam, pas UK 38w5d..ASI pertamanya menetes..yeyyyy...

jd terharu sangad melihat keajaiban kebesaran Sang Pencipta..

yaaa...rada lebay mungkin.. emang

yaaa kan dulu sempat H2C bisa hamil..trus lahiran normal dan menyusui anak full 2th, [insya Allaah]..yaaa setelah kejadian 'itu'.. [pura2 tau aja lah yg g tau.. ]

jadi..selain tanya sana sini dan akhirnya dikasi saran makan ini minum itu..mesti begini dan begitu..ada bebrapa tips yg sudah saya lukakan yg alhamdulillaah terbukti mujarab.. [dah kek jual obat..]

Saturday 8 February 2014

Friday 7 February 2014

I love you full : 11 Ciri Istri Benar-Benar Mencintai Suami

Wanita adalah makhluk yang istimewa. Jika ia mencintai suaminya, ia akan memperlakukan suaminya dengan segenap perasaannya. Dan hal itu akan terlihat jelas dalam perilaku dan perkataannya, terutama dalam 11 hal berikut ini, sebagaimana dijelaskan Syaikh Fuad Shalih dalam buku Untukmu Yang Akan Menikah & Telah Menikah :

I love you full, honey..Percaya??

37050_562174620471736_1605850687_n

3 mantra cinta

Ibarat tumbuhan, pernikahan adalah jenis tanaman sensitif yang membutuhkan perlakuan lebih dalam merawatnya. Ia tidak cukup disiram dengan air kebaikan, tapi juga pupuk-pupuk kebajikan yang harus senantiasa diberikan di sepanjang waktu, dengan jumlah yang konsisten. Jika hal ini tidak dilakukan dengan baik, maka tanaman cinta dalam pernikahan itu, akan cepat layu dan kemudian mati.

Layunya tanaman cinta pernikahan ini, biasanya bermula dari kelalaian pertama dalam memberikan pupuk kebajikan dan siraman air kebaikan. Lalu berlanjut dengan salah faham kecil, dengan aneka bumbu masalah dalam biduk rumah tangga yang tidak disikapi dengan bijak. Masalah ini diperparah dengan orientasi dunia berlebih sehingga tanaman itu kering dan kemudian layu lantaran kehilangan orientasi utamanya.

Pernikahan adalah ibadah. Maka, ia harus diniatkan karena Allah, dijalani sesuai aturan Allah, dan dikembalikan kepada Allah ketika di tengah perjalanan terdapat ujian-ujian. Baik ujian kecil, maupun ujian besar dalam pernikahan.


Wednesday 5 February 2014

kontraksi jelang melahirkan vs kontraksi palsu

tadinya ini mw dipost di blog karena-akumuslimah.blogspot.com

tapi heran itu blogspot knp jd ribet sangad yakk..icon emoticonnya g mw muncul2..

*intro g penting

***



alhamdulillaah dah nyampe minggu 38 kehamilan..jadi makin deg deg serrr...


tiap perut mules n keram mulai dah H2C.. "ini kontraksi beneran apa palsu ya??"

tanya sana-sini malah g puas krn pengalaman kehamilan itu emang unik..sangad unik..jadi pengalaman nyeri dan kontraksi yg dialami para pendahulu itu beda2..malah nambah bingung ..fufufu..

mw minta cuti juga jd mikir2 lagi..iya klo beneran mo lahiran..klo masih lama kan rugi..jd berkurang waktu berduaan ma dd bayi nya ntar..mmm

senangnya ada modem baru euy..bisa googling mpe puas..dan berikut bisa share ke teman2 yg mungkin lagi H2C juga kek saya..

cekidot yakkk

tumblr_mp3w0jRTpf1rydqpho1_500

Anak-anak Pinter yang Berpotensi Gagal

"Karakter itu fondasinya dibentuk dari kecil, dipertajam saat dewasa, dan dikoreksi lewat gerinda yang keras untuk membongkar keangkuhan"

Dari kultwit @Rhenald_Kasali ttg anak2 pinter tapi berpotensi gagal dlm hidupnya
Pengen tau, simak deh nih…



(1) Kita bahas sedikit hasil studi tentang anak-anak pandai yang berpotensi gagal, dan sebaliknya dari Prof Carol S Dweck (Stanford)  ya”

(2) Carol mengumpulkan dua kelompok anak-anak. Kelompok pertama adalah anak2 berprestasi tinggi dan sadar dikenal sbg anak pandai di sekolah”

(3) Klompok ke 2, trdiri dr anak-anak yg prstasi akademisnya biasa2 sj & ktk ditanya mnjawab, ‘I am survive’. Yg jlas mrk bukn ‘anak pintar’.”

(4) Kedua kelompok diinterview dan diberi soal2 yang terdiri dari soal yang mudah (sudah pernah diajarkan dan gampang) dan soal2 sulit”

(5) Selama experimen, dalam pelaksanaannya ternyata anak2 kelompok pertama banyak protes ketika mengerjakan soal2 sulit yg blm diajarkan”

(6) dan mereka menolak mengerjakannya. Lembar jawaban tidak diisi dan mrk mengatakan ‘ini belum diajarkan’.”

(7) Mungkin karena mereka pandai maka mereka tahu apa yang mereka ketahui dan yang tidak diketahui…”

(8) Sebaliknya, anak-anak yang mengaku “survived” justru mengerjakan semua soal. Mereka kurang peduli apakah itu sudah diajarkan atau blm”

(9) mereka tidak protes, tidak peduli dengan image mereka sekalipun nilainya akan jeblok atau dinilai kurang pandai…”

(10) Stlh menjalankan tes, semua anak diajak bicara & diminta menuliskan surat pd seseorang tentang pengalaman mrk slm ikut eksperimen itu”

(11) Carol tersentak, ternyata anak-anak dari kelompok pandai melebih-lebihkan diri mereka, bercerita lbh hebat dari yg bs/mau mrk kerjakan”

(12) sedangkan kelompok kedua bercerita apa adanya…”

(13) Kelompok pertama, dlm suratnya mengaku diberi soal mudah dan sulit, dan keduanya mrk kerjakan dengan hebat…”

(14)  setelah melalui proses kontrol yang ketat dan analisis mendalam….”

(15) Stlh melalui analisis mendalam & wawancara terstruktur, Dweck menemukan dua tipe manusia yg menentukan sikapnya terhadap sukses/gagal”

(16) Dia mengatakan begini:
After seven experiments with hundreds of children, we had some of the clearest findings I’ve ever seen…”

(17) Praising children’s intelligence harms their motivation & harms their performance. How can be? Don’t children love to be praised?”

(18) Benar, anak2 senang dipuji. Khususnya thd bakat dan kecerdasannya. Pujian mendorong gerakan, keindahan—but only for the moment”

(19) “The minute they hit a snag, their confidence goes out the window and their motivation hits rock bottom……”

(20) ‘If success means they’re smart, then failure means they’re dumb. That’s the FIXED MINDSET.’ ― Carol S. Dweck”

(21) Jadi mau pandai atau kurang pandai, muaranya akan pada kegagalan kalau setinggan pikirannya adalah FIXED MINDSET”

(22) Ini masalahnya, banyak pendidik mengukur kecerdasan dari kemampuan belajar di atas kertas, bukan kemampuan anak mengelola hidup”

(23) Dan kalau seorang anak sdh percaya bhw ia sudah pandai, juara, dst..maka ia bisa merasa sudah selesai, sudah hebat, sudah cukup…”

(24) FIXED MINDSET memiliki kecenderungan seperti: Pertama, Merasa paling pandai sehingga tak berani mencoba hal-hal baru….”

(25) Setiap kali mencoba hal baru dan dinilai kurang bagus, kurang pandai, maka ia akan sangat mudah kecewa dan mengungkapkan kekecewaannya”

26) Kedua, Mereka umumnya juga tak bisa menerima kenyataan orang lain dinilai lebih baik dari dirinya…”

(27) Ketiga, Sulit menerima tantangan2baru, mencoba hal baru yg sama sekali tak dikenal dan tak disukainya, dan menolak menghadapi kesulitan”

“@Rhenald_Kasali: (28) Keempat, Mereka tak mudah menerima kritik, otaknya mudah hang dan keriting thd kritik atau negative feedback… Padahal org maju butuh itu”

“@Rhenald_Kasali: (29) Terhadap orang lain yg lebih dinilai sukses, lebih dinilai bagus dalam fase berikutnya, maka ia menyambut dengan sinisme…”

“@Rhenald_Kasali: (30) Itulah yang membuat orang pandai terkotak dalam batasan yang ia buat sendiri, sementara yang merasa “survive” bisa tumbuh dan berubah..”

“@Rhenald_Kasali: (31) Orang yg “survive” seringkali merasa kurang pandai, maka ia mencoba terus, segala kemampuannya. Dr sesuatu yg ia kalah cpt memulainya”

“@Rhenald_Kasali: (32) Mk bkn awal yg menentukan sesuatu, ttp bgmn kt menaklukkan rintangan dlm perjalanan itu, menumbuhkan sesuatu yg krg beruntung awalnya”

“@Rhenald_Kasali: (33) Itulah yg disebut Carol Dweck sebagai GROWTH MINDSET”

“@Rhenald_Kasali: (34) Maka dia katakan, ‘Becoming is better than being’ ― Carol S. Dweck, Mindset: The New Psychology of Success”

“@Rhenald_Kasali: (36) Ia melanjutkan, ‘I believe ability can get you to the top,’ says coach John Wooden, ‘but it takes character to keep you there’.…”

“@Rhenald_Kasali: (37) It’s so easy to … begin thinking you can just ‘turn it on’ automatically, without proper preparation…..”

“@Rhenald_Kasali: (38) It takes real character to keep working as hard or even harder once u’re there. When u read about an athlete wins over and over …”

“@Rhenald_Kasali: (39) When u read about an athlete that wins over and over, remind yourself, ‘More than ability, they’ve character’ ― Carol S. Dweck”

“@Rhenald_Kasali: (40) Karakter itu fondasinya dibentuk dari kecil, dipertajam saat dewasa, dan dikoreksi lewat gerinda yang keras untuk membongkar keangkuhan”

“@Rhenald_Kasali: (41) Maka orangtua, jangan bangga dengan prestasi akademik sekolah anak2 yang dipaksakan melalui les dan les dan les…”

“@Rhenald_Kasali: (42) Anak2 butuh pembentukan mindset, yg kita kenal sebagai self regulation.. mrk hrs dilatih meregulasi diri agar terbuka terhadap perubahan”

“@Rhenald_Kasali: (43) Mereka butuh kemampuan beradaptasi, respek terhadap perbedaan dan keunggulan orang lain, mau mencoba hal baru”

“@Rhenald_Kasali: (44) Bukan cepat baca kalimat, mengenal huruf, hapal rumus, tahu ini tahu itu lebih dulu dari yg lain. Smua itu gampang disusul org lain”

“@Rhenald_Kasali: (45) Mereka juga perlu dilatih kreativitas, berani mencoba hal baru, siap koreksi diri, berdamai  jiwa, tidak melakukan hal yg tak terpuji..”

“@Rhenald_Kasali: (46) Semua itu disebut sebagai executive functioning, dan dalam buku Ellen Gallinsky disebut ‘Essential Life Skills’.”

“@Rhenald_Kasali: (47) Pujian itu penting, tetapi hidup dalam pujian juga bisa rawan..”

“@Rhenald_Kasali: (48) Lantas apa salahnya failed? ‘I don’t mind losing as long as I see improvement or I feel I’ve done as well as I possibly could’ ― Carol S. Dweck”

“@Rhenald_Kasali: (49) Lebih jauh lagi, If parents want to give  children a gift, the best thing they can do is to teach their children to love challenges…”

“@Rhenald_Kasali: (50) … be intrigued by mistakes, enjoy effort, and keep on learning. That way, their children don’t have to be slaves of praise….”

“@Rhenald_Kasali: (51) … dengan mendidik seperti itu, ‘They will have a lifelong way to build and repair their own confidence’
― Carol S. Dweck”

“@Rhenald_Kasali: (52) Itulah yang disebut Paul Stoltz sebagai The Climbers…”

The end ― Thanks for reading
By: ODOj 112


 http://indriawent.tumblr.com/post/72854909714/anak-anak-pinter-yang-berpotensi-gagal

soal takdir

Ketika di Syam (Suriah, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah, Umar bin Khaththab yang ketika itu bermaksud berkunjung kesana membatalkan rencana beliau. Dan ketika itu, tampillah seseorang bertanya, “Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Tuhan?” Umar ra menjawab, Saya lari/menghindar dari takdir Tuhan ke takdir-Nya yang lain.”

Kutipan diatas singkat, sederhana, tapi bikin saya termenung tak sudah sudah : )

Sumber tulisan lengkapnya yang ditulis oleh Prof Quraish Shihab dapat dibaca disini.

s