Thursday 3 May 2012

[lagi] haid atau istihadhah


ISTIHADHAH itu…
Ada beberapa di kalangan kita yang mengeluarkan darah dari farji di luar kebiasaan bulanan dan bukan karena sebab kelahiran…

klo haid, kita dah pernah bahas di sini..

Nah… Darah yang tidak memenuhi kriteria haid dan PMS ini..diistilahkan darah istihadlah. Al Imam An Nawawi rahimahullah dalam Syarah-nya terhadap Shahih Muslim mengatakan : “Istihadlah adalah darah yang mengalir dari kemaluan wanita bukan pada waktunya dan keluarnya dari urat.”



As Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah memberikan definisi istihadlah dengan darah yang terus menerus keluar dari seorang wanita dan tidak terputus selama-lamanya atau terputus sehari dua hari dalam sebulan. Dalil keadaan yang pertama (darahnya tidak terputus selama-lamanya) dibawakan Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya dari hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata :
“Berkata Fathimah bintu Abi Hubaisy kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah suci… .’ “ (HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun dalil keadaan kedua adalah hadits Hamnah bintu Jahsyin radhiallahu ‘anha ketika dia datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan mengadukan keadaan dirinya :
“Aku pernah ditimpa istihadlah (darah yang keluar) sangat banyak dan deras… .” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi)


Bagaimana membedakan DARAH HAID DAN DARAH ISTIHADLAH??

Perbedaan antara darah istihadlah dengan darah haid adalah darah haid merupakan darah alami, biasa dialami wanita normal dan keluarnya dari rahim sedangkan darah istihadlah keluar karena pecahnya urat, sifatnya tidak alami (tidak mesti dialami setiap wanita) dan keluarnya dari urat yang ada di sisi rahim. Ada perbedaan lain dari sifat darah haid bila dibandingkan dengan darah istihadlah :
  1. Perbedaan warna. Darah haid umumnya hitam sedangkan darah istihadlah  umumnya merah segar.
  2. Kelunakan dan kerasnya. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
  3. Kekentalannya. Darah istihadlah mengental sedangkan darah haid sebaliknya.
  4. Aromanya. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.

KEADAAN WANITA YANG ISTIHADLAH
Wanita yang istihadlah ada beberapa keadaan :

.:Pertama 
>>Dia memiliki kebiasaan haid yang tertentu sebelum ia ditimpa istihadlah. Hingga tatkala keluar darah dari kemaluannya untuk membedakan apakah darah tersebut darah haid atau darah istihadlah, ia kembali kepada kebiasaan haidnya yang tertentu. Dia meninggalkan shalat dan puasa di hari-hari kebiasaan haidnya dan berlaku padanya hukum-hukum wanita haid, adapun di luar kebiasaan haidnya bila keluar darah maka darah tersebut adalah darah istihadlah dan berlaku padanya hukum-hukum wanita yang suci.

Misalnya : Seorang wanita haidnya datang selama enam hari di tiap awal bulan. Kemudian dia ditimpa istihadlah dimana darahnya keluar terus-menerus. Maka cara dia menetapkan apakah haid dan istihadlah adalah enam hari yang awal di tiap bulannya adalah darah haid sedangkan selebihnya adalah darah istihadlah. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu ‘anha yang mengabarkan kedatangan Fathimah bintu Abi Hubaisy guna mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak suci maka apakah aku harus meninggalkan shalat?” Nabi menjawab : “(Tidak, engkau tetap mengerjakan shalat). Itu hanyalah darah karena terputusnya urat. Apabila datang saat haidmu tinggalkanlah shalat dan bila telah berlalu hari-hari yang engkau biasa haid, cucilah darahmu dan setelah itu shalatlah.”

Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata kepada Ummu Habibah bintu Jahsyin :
“Diamlah engkau (tinggalkan shalat) sekadar hari-hari haidmu kemudian mandilah dan setelah itu shalatlah.” (HR. Muslim)

Dengan demikian, wanita yang keadaannya seperti ini dia meninggalkan shalat di hari-hari kebiasaan haidnya kemudian dia mandi, setelah itu ia boleh mengerjakan shalat dan tidak usah mempedulikan darah yang keluar setelah itu karena darah tersebut adalah darah istihadlah dan dia hukumnya sama dengan wanita yang suci.


.:Keadaan kedua 
>>Wanita itu tidak memiliki kebiasaan haid yang tertentu sebelum ia ditimpa istihadlah namun ia bisa membedakan darah. Maka untuk membedakan antara darah haid dan darah istihadlah ialah memakai cara tamyiz (membedakan darah). Darah haid dikenal dengan warnanya yang hitam dan beraroma tidak sedap, bila dia dapatkan demikian maka berlaku padanya hukum-hukum haid sedangkan di luar dari itu berarti dia istihadlah.

Misalnya seorang wanita melihat darah keluar dari kemaluannya terus-menerus, akan tetapi sepuluh hari yang awal dia melihat darahnya hitam sedangkan selebihnya berwarna merah, atau sepuluh hari awal berbau darah haid selebihnya tidak berbau, berarti sepuluh hari yang awal itu dia haid, selebihnya istihadlah, berdasarkan ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada Fathimah bintu Abi Hubaisy :
“Apabila darah itu darah haid maka dia berwarna hitam yang dikenal. Apabila demikian berhentilah dari shalat. Namun bila bukan demikian keadaannya berwudlulah dan shalatlah.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, dan lain-lain)


nah..dah tau kan beda nya..
jadi..g semua keluar nya darah mengakibatkan kita g sholat, frenz fillaah.. ^_^

Tuesday 1 May 2012

10 penghalang terkabulnya doa

[Kisah ini bukan dari hadist Nabi, namun baik sekali untuk dijadikan bahan introspeksi diri. Sebab kisah ini merupakan salah satu sejarah islam.]

***

Disebuah kota negara Irak, tepatnya di kota Bashrah, hidup seorang ulama besar Islam bernama Syekh Ibrahim bin Adham.

Suatu hari beliau berjalan-jalan ke pasar. Disana beliau di tanya oleh seseorang, katanya, "Wahai Syekh Ibrahim, kami ini sudah berdoa kepada ALLAH, tapi kenapa belum juga di kabulkan ?
Bukankah ALLAH telah berjanji bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya, sebagaimana firman ALLAH: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian" (Qs. Al-Mukmin: 60)

Dan bukankah ALLAH tidak akan pernah ingkar dengan janji-Nya ?


Apakah gerangan penyebabnya, kami mohon fatwa dari tuan"

Syeh Ibrahim bin Adham menjawab, "Memang betul ALLAH akan mengabulkan doa setiap yang berdoa kepada-Nya. Dan ALLAH tidak akan pernah ingkar dengan janji-Nya. Namun ada 10 penyebab terhalangnya doa, sehingga tidak terkabulkan:
  1. Kalian mengaku iman, tapi tidak mau melaksanakan perintah ALLAH SWT,
  2. Kalian suka bahkan rajin membaca Al-Quran, tapi tidak pernah mengamalkannya,
  3. Kalian suka menuruti ajakan syetan,
  4. Kalian mengaku ummat Muhammad, tapi tidak pernah mengamalkan sunnah-nya,
  5. Kalian suka berdoa ingin masuk surga, tapi kalian tidak mengamalkan amal-amal yang akan memasukan kalian ke surga,
  6. Kalian berdoa ingin dijauhkan dari siksa neraka, tapi keseharian kalian justru mengamalkan amal-amal yang akan menjerumuskan kalian ke dalamnya.
  7. Kalian suka menceritakan perkara kematian, tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi maut,
  8. Kalian suka mengantarkan jenazah bahkan ikut menguburkannya, tapi tidak menjadi pelajaran bahwa suatu saat kalian pun akan seperti itu,
  9. Kalian suka mengingat-ingat aib orang lain, tapi tidak pernah meneliti aib diri sendiri, dan
  10. Kalian sering bahkan setiap waktu memakan dan menikmati dari ALLAH, tapi kalian tidak mau bersyukur kepada-Nya yang telah memberikan kenikmatan tersebut.

Kemudian Syekh Ibrahim bin Adham bertanya kepada orang tersebut, "Bagaimana, apakah masih ada yang kurang jelas?"
Orang itu menjawab, "Sudah, sudah cukup jelas, terima kasih tuan."

[coPas edit dari sini]

perkenankan Ya Allaah..klo g aku g mw berenti nagis niee..uhuhu8


Eh, gimana klo dah [merasa] benar masih belum dikabulkan jugaaa???

mmm..ingat ingat..
Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id; derajat hasan)
Ingat juga klo
>>Allah Ta’ala memang Maha Mengijabahi setiap do’a. Allah Ta’alaberfirman,
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu'min: 60).

>>Boleh jadi Allah mengabulkan do’a tersebut sebagaimana yang diminta. Boleh jadi Allah ganti dengan yang lebih baik. Boleh jadi pula Allah ganti dengan yang lain karena yang kita minta barangkali tidak baik untuk kita.
 Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)
>>baca juga indah ketika saatnya..[eheh8 pamerrrr..]


harapan itu masih ada..


smangad slalu.. ^_^/