Saturday 5 February 2011

melangkah dengan hati,,sepenuh hati..berhati-hati



" Bersungguh-sungguhlah karena itu akan lebih layak untuk dikabulkan" 
(HR. Muslim & Abu Dawud) 



Namanya Abu Qais. Seorang kepala suku di kampung Madinah. Saat itu ia tak kunjung menerima islam.Bukan karena ia tak mengerti karena ia tidak saja seorang kepala suku yang pintar namun juga penyair yang ulungdan tokoh yang disegani. Ia juga menolak menjadi yahudi dan nasrani. Baginya menjadi orang yang "hanifiyyun" (orang yang baik) saja sudah cukup. Sudah begitu, dedengkot kaum munafik, Abdullah bin Ubay terus saja mempengaruhinya untuk tidak menerima islam. 

Hari-hari terus berlalu. Bahkan ketika kota Mekkah ditaklukkan Rasulullah, Abu Qais masih setengah hati untuk mau menerima islam. Sampai akhirnya, ia berjanji akan masuk islam tahun depan. Tetapi apa lacur? Satu bulan kemudian, ia meninggal, menemui ajal yang tak pernah ia sangka kapan datangnya. Ini kisah tentang keputusan setengah hati yang membawa bencana. Bagaimana tidak ? Adakah bencana yang lebih bencana dari mati tidak sebagai muslim? Dari menolak cahaya islam yang sudah di pelupuk mata?. 

Hidup adalah pilihan. Pilihan yang harus kita putuskan. Selalu ada implikasi dari setiap keputusan kita. Implikasi bahagia atau sengsara, pahit atau manis, bahkan surga atau neraka. Waktu berjalan begitu cepat. Kehidupan tidak memberi ruang yang istimewa bagi segala keputusan yang setengah hati. Setiap kita punya titian hidup yang berbeda. Tetapi segalanya bertumpu pada satu hal; keputusan yang sepenuh hati untuk bertindak, dengan keyakinan yang benar, waktu yang tepat dan perhitungan yang cermat. 

Pertolongan Allah akan datang ketika hati ini sudah bulat dengan usaha dan perjuangan. Maju mundur menyebabkan kita mudur dan tidak pernah maju. Ini memang tidak mudah. Tetapi untuk kepentingan apapun-terlebih untuk meniti jalan hidup keislaman- tidak ada waktu dan tempat untuk sebuah keputusan yang setengah hati. Kita harus mencoba. Karena tak ada pilihan lagi selain itu.

" Ya Allah aku memohon agar Engkau pilihkan dengan ilmuMu.." 

"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah pada Allah. 
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya" 
QS. Ali Imran : 159)

adam dan hawa..

Adam…
Kata-kata manis nistamu bisa menggoda hati Hawa,
Senyum nakalmu membuatkan Hawa semakin suka,
Lembutmu dalam berkata membuatkan Hawa senang mendekatimu,
Sikap prihatinmu membuat Hawa tergilakan perhatianmu.

Hawa…
Sikapmu yang tidak endah menjadikan Adam berani terhadapmu,
Berani mengambil kesempatan untuk menyentuh maruahmu,
Ketidaktegasanmu membuatkan Adam semakin suka akan dirimu,
Hingga kau pun hanyut dalam dunia cinta palsu.

Adam…
Kau bilang akalmu sembilan mengalahkan nafsumu yang satu,
Gunakanlah akalmu itu untuk mendidik nafsumu yang boleh membinasakan Hawa,
Cerdikkanlah akalmu itu dengan berjihad menentang nafsumu,
Agar Hawa terpelihara sentiasa dalam jagaan taqwa.

Hawa…
Lenggok tubuhmu bisa membuat Adam terpaku dan mata menjadi sepi,
Lembut suaramu bisa mencairkan hati lelaki Adam,
Longgarkanlah pakaianmu agar tubuhmu tertutup rapi,
Tegaskanlah suaramu supaya syaitan tidak berpeluang merasuk Adam.

Oleh itu Adam…
Bersikap tegaslah dengan Hawa dalam setiap urusanmu,
Kau harus kuat dan sabar dalam membimbing Hawa yang semakin liar,
Kau harus teruskan perjuanganmu menentang hawa nafsumu,
Agar nafsu Hawa tidak terus-terusan menular.


Adam…
Hawa meminta agar kau bersikap tegas dan berani,
Supaya Hawa takut untuk menggoda dan mendekati,
Supaya syaitan tidak membisikkan godaan nafsu durjana,
Agar kau bisa menjadi pemimpin dan ketua yang diidami Hawa.

Begitu juga Hawa…
Mahalkanlah senyummu yang bisa menawan hati lelaki,
Jagalah dan peliharalah aurat dan maruah dirimu,
Untuk membentengi nafsu yang sangat dibenci,
Agar kau suci terpelihara saat Adam menyuntingmu.

Hawa…
Adam mudah cair dengan keanggunan wajahmu,
Namun…itu bukanlah yang Adam harapkan,
Adam mengharapkan Hawa yang berpegang teguh pada agama sebagai penyuci kalbu,
Adam juga menginginkan Hawa yang sopan dan memelihara aurat dalam berpakaian.

ketika memutuskan menikah..

"klo mbk ghina nikah..kita gmn??"

tak sengaja dengerin diskusi adk2 di sekre kampus sore itu...
wehhhh...mpe sjauh itu mikirnya...ghina aja msh tenang2 bae...

"nikah tu pasti..." kalimat andalan klo ditanya "kapan nikah"..eheheh8
"tapi g jelas..." lanjutan nya..." sementara gerakan masjid kampus ini..masih tertatih tatih..merangkak..."

hu um...
m.e.r.a.n.g.k.a.k
masjid kampus ini memank dah lama ada....wajar dunx...Sekolah Tinggi Agama Islam negri...
tapi suasana sekolah yg Islam itu baru dicoba 2 tahun trakhir ini...otomatis belum kerasa sangad...
bahkan di kalender kampus taun ini pun kegiatan syiar dari masjid 'belum' nampang seperti UKM lainnya di kalender kampus...

yupz... "belum'
taun depan...Masjid kampuslah yg mendominasi...insyaallah...
smangad!
Allahu Akbar!!

balik ke masalah nikah tadi...
ehehe8

sempat juga terlintas pikiran..
'klo nikah...adk2 punya teman g ya??"
tapi biasanya bisa dg mudah ditepis.
"Dengan atau tanpa kita..dakwah akan tetap ada!"

tapi tapi tapi...
perbincangan dg sang Murobbiyah pertama waktu SMA...memberikan sudut pandang yg beda tentang nikah..

"nikah itu..klo diibaratkan DM di KAMMI...maka ia juga adalah jenjang marhalah..mereka yg menikah..diharapkan menjadai kader yg matang..penggerak..yang ketika naik marhalah maka lingkup gerak pun berbeda..."

dan ghina sedikkit kurang nyaman dg 'berbeda'

"iya..." lanjutnya. "ketika lajang..ghina misalnya, hanya bisa diterima baik di kalangan teman mahasiswa ke bawah..semenatra jika diamanahi main dengan ibu2 di ta'lim..mmm...mereka akan pikir ulang kan."

mmm...iya juga c...g mungkin cuma berkutat di kampus ato dakwah sekolah aja...
ya...walau memank akan ada ummahat yg nantinya tetap difokuskan ke DS dan DK...tapi tetap saja ia pun dapat dg mudah masuk ke lingkup yg lain.."ta'lim ibu2"

"dah masukin proposal?' tanya sang Murobbiyah.
"ehehe8 belum mi.." nyengir kuda...ohoho8
"tunggu apa lagi neng?? ntar buat fitnah tu..."
"nunggu moment..ehhehe8"
*ghina emank pandai ngeles nyakkk...ohoho8

eitttsssss...
tapi g ngeles asal juga kog...
*pembelaan diri..ohohoho8

sempat dengar cerita..seorang ikhwan yg berkesempatan belajar dari para murobbi2 luar biasa di mesir..
klo g slah..saat itu usia beliau udah kepala 3..tapi masih setia dg status single n very happy nya..eheheh8
"lingkungan ana lebih memerlukan ana dari pada mereka yg nanti akan jadi istri dan anak2 ana...'

wehhh...
mirip2 kog kejadiannya dg lingkungan ghina skarangf..mmm...
*makin kuat ni pembelaan dirinya...eheheh8

kek kemarin aja nah...
"mbk...bisa tlg ambilkan LCd n infocus di rumah ummi siti..trus tlg antar ke sekre buat acara kemuslimahan mbk..pliz pliz pliz...PJ nya mendadak sakit tadi malam...'
mmm..coba klo dah nikah..emank bisa langsung tancap gas ke rumah ustadz...lalu ke sekre..???
pastinya juga teman2 mahasiswa g akan berani sms kek gitu kan..
mungkin bisa...tapi lemungkinannya 0,01%

eh, bukan pesimis..
tapi dari kajian kasus yg ada wlw g valid bener juga c..aktivis muslimah yg dulu hiper-aktiv malah terkesan pasif ktika menikah..
"ya g mungkin juga ninggalin rumah berantakan..suami belum dibuatin sarapan..bla bla bla..." begitu alasan mereka kebanyakan..
yg dulunya 'ratu ontime..' sekarang jadi lelet...hufhh
*afwan mbk mbk... ^_^v

kadang juga bukan akhwatnya ja kog...
ikhwan nya yg dulu pentolan..ktika menikah malah jadi betah di rumah aja...mmm..
bahkan mreka yg dulu kepanduan dan santika..ktika menikah malah mbk nya g ikut santika lagi...
"kasian umi kecapekan klo latian santika dari jam 6 pagi..."
"g usah lah keseringan mabit, bi..ntar kena angin malam..'
hadewhhhh... >.<
gimana mau melepas jihad ke medan jihad fisik nah...
*maaf ni kaka2.. ^_^v

upz...
g maksud juga klo menikah akhirnya terkesan pengekangan ruang gerak..
bukan itu...
juga g semua aktivis berakhir tragis kek gitu ktika mereka menikah..tapi memang akan ada banyak pertimbangan prioritas nantinya...apalagi untuk lingkup kampus..
 *ixiixi su'udzon sangad ni ma nikah..tuinx tuinx
 **mungkin terlalu close-minded jd ngliat kasus2 g baiknya aja kali yeee...padahal dunia Allah ini g di sekitaran ghina ja...hufhhh
juga kecewa tahsin ku berakhir tak berujung n g jelaz krn sang ustadzah menikah...huffhhhh uhhhh

"emank mahasiswa dah abiz??"
kalimat ini asli pernah ditujukan ke ghina..padahal saya masih punya hak 5 tahun setelah wisuda kan...kan kan..

benar.
ghina cuma perlu moment yg tepat untuk setengah dien itu..
I believe...I do.. I will
dan klo ternyata moment nya itu dlm waktu dekat ini..
moga ia..juga partner yg baik...amiin

semuanya kembali ke niatan awal...
Wallahu'alam..Allah Maha Berkehendak..dan itu mutlak..

Friday 4 February 2011

karna ku percaya..


Suatu kali..semua penduduk desa berdoa memohon hujan..
Pada waktu yg telah ditetapkan..mereka berkumpul di suatu lapangan dan mulai berdoa..
Tapi..HANYA SATU anak laki-laki yg membawa payung..
..itu lah I.M.A.N

Seorang bayi berusia satu tahun..tertawa lepas..riang..ketika sang ayah melemparkannya ke udara..
..itu lah ke.Y.A.K.I.N.an..
Sang bayi yakin ia akan kembali ditangkap oleh sang ayah lalu ditimang manja..

Setiap malam..kita tidur..kita tak tau apakah hari esok untuk kita atau ini malam terakhir menghirup oksigen-NYA..tapi kita tetap memiliki rencana untuk esok harinya..
..itu lah H.A.R.A.P.A.N..

Dengan iman-ku yg tak seberapa..dengan keyakinan ku yg kadang goyah..dengan harapan yang entah bersisa berapa banyak asa..moga ini kan nyata..

Saat mengikuti suatu pelatihan pengasuhan anak..ada sesi di mana peserta diajarkan men-sugesti diri bahwa semua hal baik itu ada pada diri anak..tentunya ghina membayangkan itu dalah mereka..anak didik di sekolah..ehehe8
“Tuhan memberi seperti persangkaan kita”
Kurang lebih seperti itu kalimat yg disampaikan pemateri.
“ketika kita men-cap sang anak adalah anak yg nakal..maka nakal lah ia..” lanjutnya. “maka..dalam berdoa pun..rasakan bahwa kita ‘TELAH’ mendapatkan apa yg kita doakan.”

Seperti cerita ttg IMAN. Ketika penduduk desa berdoa..sang anak telah membawa payung.. ia telah berHARAP..sekaligus YAKIN..Tuhan akan mengabulkan pintanya..karna IMAN nya..





Duhai Engkau Yang Maha Pengatur..
Wahai Engkau Pemilik semua mahluk..
Wahai Engkau  Pemilik Cinta tertinggi..
Duhai Engkau Dzat yang mengabulkan segala pinta..
Tak ada lagi tempat kami mengadu Ya Rabb..
Tak ada lagi tempat kami meminta slain Pada Mu Wahai Dzat yang mengabulkan segala pinta..
Dalam kehinaan hamba Ya Rabbiy..hamba bersimpuh memohon pada Mu..perkenankan Ya Robbul izzati..
Amiin allahumma amiin.
Amiin ya robbal ‘alamiin..