[Kisah ini bukan dari hadist Nabi, namun baik sekali untuk dijadikan bahan introspeksi diri. Sebab kisah ini merupakan salah satu sejarah islam.]
***
Disebuah kota negara Irak, tepatnya di kota Bashrah, hidup seorang ulama besar Islam bernama Syekh Ibrahim bin Adham.
Suatu hari beliau berjalan-jalan ke pasar. Disana beliau di tanya oleh seseorang, katanya, "Wahai Syekh Ibrahim, kami ini sudah berdoa kepada ALLAH, tapi kenapa belum juga di kabulkan ?
Bukankah ALLAH telah berjanji bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya, sebagaimana firman ALLAH: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian" (Qs. Al-Mukmin: 60)
Bukankah ALLAH telah berjanji bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya, sebagaimana firman ALLAH: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian" (Qs. Al-Mukmin: 60)
Dan bukankah ALLAH tidak akan pernah ingkar dengan janji-Nya ?
Apakah gerangan penyebabnya, kami mohon fatwa dari tuan"
Syeh Ibrahim bin Adham menjawab, "Memang betul ALLAH akan mengabulkan doa setiap yang berdoa kepada-Nya. Dan ALLAH tidak akan pernah ingkar dengan janji-Nya. Namun ada 10 penyebab terhalangnya doa, sehingga tidak terkabulkan:
- Kalian mengaku iman, tapi tidak mau melaksanakan perintah ALLAH SWT,
- Kalian suka bahkan rajin membaca Al-Quran, tapi tidak pernah mengamalkannya,
- Kalian suka menuruti ajakan syetan,
- Kalian mengaku ummat Muhammad, tapi tidak pernah mengamalkan sunnah-nya,
- Kalian suka berdoa ingin masuk surga, tapi kalian tidak mengamalkan amal-amal yang akan memasukan kalian ke surga,
- Kalian berdoa ingin dijauhkan dari siksa neraka, tapi keseharian kalian justru mengamalkan amal-amal yang akan menjerumuskan kalian ke dalamnya.
- Kalian suka menceritakan perkara kematian, tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi maut,
- Kalian suka mengantarkan jenazah bahkan ikut menguburkannya, tapi tidak menjadi pelajaran bahwa suatu saat kalian pun akan seperti itu,
- Kalian suka mengingat-ingat aib orang lain, tapi tidak pernah meneliti aib diri sendiri, dan
- Kalian sering bahkan setiap waktu memakan dan menikmati dari ALLAH, tapi kalian tidak mau bersyukur kepada-Nya yang telah memberikan kenikmatan tersebut.
Kemudian Syekh Ibrahim bin Adham bertanya kepada orang tersebut, "Bagaimana, apakah masih ada yang kurang jelas?"
Orang itu menjawab, "Sudah, sudah cukup jelas, terima kasih tuan."
[coPas edit dari sini]
perkenankan Ya Allaah..klo g aku g mw berenti nagis niee..uhuhu8 |
Eh, gimana klo dah [merasa] benar masih belum dikabulkan jugaaa???
mmm..ingat ingat..
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id; derajat hasan)Ingat juga klo
>>Allah Ta’ala memang Maha Mengijabahi setiap do’a. Allah Ta’alaberfirman,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu'min: 60).
>>Boleh jadi Allah mengabulkan do’a tersebut sebagaimana yang diminta. Boleh jadi Allah ganti dengan yang lebih baik. Boleh jadi pula Allah ganti dengan yang lain karena yang kita minta barangkali tidak baik untuk kita.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)>>baca juga indah ketika saatnya..[eheh8 pamerrrr..]
harapan itu masih ada.. |
smangad slalu.. ^_^/
0 komentar:
Post a Comment