Wednesday, 22 June 2016

taaruf : ketika harus menolak

"klo taaruf itu boleh nolak g mbk?"

banyaaaakkk dpt pertanyaan bgtu dr akhawat yg sepertinya lg galau eheeh ^^v

"anti tu enak..taaruf dpt yg pas yg udh kenal pula..udah tau org nya gmn.."

nah iniiii..ini justifikasi garing buat nolak taaruf..mmm

saya cuma kenal nama dan muka..lain2 g tau..di CV nya juga baba hana cuma nulis bio data macam bio buat isian rapot :P


image





duluuuu sekali waktu msh suka curcol dg ummi rochma..ummi pernah bilang:

"salah satu fitnah dr menolak pinangan itu berwujud lamanya penantian.."

yaaa..jd g blh y nolak??

nah, katanya mau.nikah cepet, knp blm apa2 udh mikir buat nolak??

kurang sholeh apa coba klo ada laki2 yg berani menempuh jalur taaruf syari?

kata aba..keringat dingin waktu ditantang nikah sama murobbi :P


image



ahh ukhtiy..

ada byk kisah yg menurut saya pribadi menganjurkan utk tdk menolak pinangan ikhwan sholeh..

ini satu dr sekian kisah saja..

Diketik ulang dari buku “300 Dosa yang Diremehkan Wanita” karya Syaikh Nada Abu Ahmad
»»»

💞Di antara kesalahan besar yang sering dilakukan oleh para wanita adalah menolak peminang dengan alasan menyelesaikan pendidikan. Terkadang, ia dipinang oleh pemuda yang taat beragama, namun ia lebih mendahulukan pendidikannya. Keadaan seperti ini terus berlanjut, hingga sampai pada fase perawan tua. Saat itulah ia menginginkan laki-laki yang masih muda. Ia menyesali diri saat ia mendengar seorang bocah memanggil ibunya, “Ummi…”

Berikut kami sampaikan sebuah kisah agar Anda dapat mengetahui nilai sebuah kehidupan berkeluarga bagi kaum wanita.

Salah seorang wanita bertutur penuh penyesalan diri, “Pada saat aku berumur 15 tahun, banyak laki-laki yang mendatangiku dari berbagai penjuru tempat untuk meminang. Aku menolak mereka dengan alasan aku ingin menjadi dokter. Akhirnya, aku pun masuk ke sebuah universitas dan menolak menikah dengan alasan aku ingin bisa mengenakan jas putih (sebuah gambaran seorang dokter). Hingga aku berusia tiga puluh tahun. Pada saat itulah, banyak laki-laki yang melamarku, namun mereka adalah orang-orang yang beristri. Maka, aku pun menolaknya. Setelah mengalami jerih payah dan susah tidur, aku membatin, ‘Bagaimana mungkin aku menikah dengan seorang laki-laki yang telah beristri? Aku memiliki harta, nasab dan ijazah tinggi, lantas bagaimana mungkin aku menikah dengan seseorang yang telah menikah?”

Subhanallah, wanita yang malang ini lupa bahwa usia tiga puluh tahun itu tidak diminati oleh para pemuda lantaran banyak faktor. Karena itu, ia berfikir untuk tidak menerima lamaran laki-laki yang telah menikah dan mengatakan kata-kata tersebut. Akhirnya, sesudah sampai pada usia empat puluh tahun, wanita itu berkata, “Berikanlah kepadaku laki-laki setengah baya.”

Dr. Nashir Al-Umar –hafizahullah– telah menceritakan kepada kami, sebagaimana yang tertera dalam risalah As-Sa’adah bainal Wahm wal Haqiqah, mengenai seorang perawan tua yang berprofesi sebagai dokter, dimana ia berteriak-teriak seraya mengatakan, “Ambillah ijazahku dan berilah aku seorang suami.” Ia mengucapkannya pada pukul 7 setiap harinya.

Wanita tadi menuturkan, “Suatu waktu yang membuat diriku gusar dan membuat air mataku menetes. Mengapa? Aku duduk di belakang sopir dalam perjalanan menuju tempat praktekku. Atau, lebih tepatnya kuburanku atau penjaraku. Aku mendapati para wanita beserta anak-anak mereka yang sedang menantiku dan memandangi baju putihku, seakan-akan ia adalah kain sutera dari Iran, padahal menurutku ia adalah pakaian berkabungku. Aku masuk ke ruang praktekku sembari mengendalikan pendengaranku yang seakan-akan ia adalah tali gantungan yang melilit di sekitar leherku. Dan sekarang, lilitan ketiga itu telah siap untuk menyempurnakan lilitannya di sekitar leherku. Sikap pesimis membayangi diriku di masa mendatang.” Lantas, ia menjerit, “Ambillah ijazahku, jasku, seluruh buku-buku referensiku, dan harta kekayaanku. Perdengarkan kepadaku kata-kata, ‘Mama!’” Kemudian, ia mengucapkan bait-bait syair berikut:

Aku telah berharap disebut ‘dokter’

Dan itu telah terwujud, namun aku tak memperoleh apapun dari sebutan itu

Katakanlah kepada wanita yang (hanya) melihat kepada popularitasnya

Hari ini ia di tengah-tengah manusia sedang menyesali dirinya

Seluruh angan-angan sebagian anak kecil ia kumpulkan

Namun, mungkinkah ia membelinya dengan hartanya

»»««

image



saran saya..jika pun mesti menolak, tolak lah krn kita tdk sanggup dg pra syarat nikah yg diajukan..

misal, mesti berhenti kerja krn calon suami ingin kita jd ibu rmh tangga saja..sementara ortu kita keberatan..jd penolakan nya berimbang..krn ridho ortu, ridho Allah kan ya..

bukan merendahkan posisi akhawat..tp klo bisa biar lah mereka yg menolak..krn kita di posisi pasif..menanti..kecuali anti berani agresif aktif :D

singkatnya..menolak bukan krn was was hati kita..
hati terkadang g bisa dikontrol ketika tawaran taaruf tiba..

yakin lah byk godaan syetan agar kita memperpanjang masa lajang..

kesempatan beasiswa S2 tetiba datang..
karier lg naik2nya..
tetiba byk tawaran kenalan dan rekan pdhl sebelum nya tak ada..
atau lbh waw nya lg..ketemu mantan masa jahiliah..

ingatlah ukhtiy..
HANYA ikhwan terpilih yg berani ditantang taaruf olh murobbi
laki2 iseng mn yg bernyali ikut aturan taaruf syari?
walau mungkin ia tak seperti ingin hati..
tp syarat sholeh telah insyaallah ia penuhi..

image



btw..
menolak berarti anti siap dg makin byk nya usia dan saingan..  ^^v

0 komentar:

Post a Comment