Thursday, 30 June 2011

cara TERMUDAH menghafal al Quran



Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:

1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.

2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.

3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.

4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali

5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.

7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.

8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.

9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.

10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.

JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.

BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman

Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua

BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.

Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.

APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.

Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:

نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ

“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).

Maksudnya:

-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.

-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.

-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.

-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.

-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.

-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.

-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.

Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:

- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.

- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.

- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.

- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.

- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.

- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.

- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.

Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.

BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.

2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.

3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.

4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.

5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.

[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]

http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1432570110270

Tuesday, 28 June 2011

Ramadhan is cooming soon...






Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika ditilik dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah dari ritus yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat. Tapi tentu saja jika itu dijalankan dengan aturan yang benar dan tidak asal-asalan. Bagaimana memadukan antara ibadah dan mendapatkan manfaat bagi kesehatan kita..ni ghina bagi 6 tips menjalankan puasa sehat:

cekidot yakkk...

>>>
1. Jangan Tinggalkan Sahur

Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa Ramadhan yang sangat disarankan, dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa "Bersabda Rasulullah SAW: 

"Sahurlah kamu, karena dalam sahur itu terdapat berkah yang besar". 

Kenapa sahur penting bagi kita yang menjalankan puasa?, Saat menjalankan puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Untuk itu supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup. Untuk menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, tapi hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

nah..yang biasa sahur cuma minum air putih..ato malah g sahur sama sekali..yukz sama-sama ubah kebiasaannya.. (saya jugaa...eheh8)
Banyak makan makanan manis disaat sahur akan membuat kita cepat lapar di siang hari. Makanan manis membuat tubuh bereaksi melepaskan insulin secara cepat, insulin berfungsi memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan makan makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan secara bertahap. Untuk membuat energi dari sahur tahan lama, bersahurlah lebih akhir saat mendekati imsak.

2. Jangan Tunda Berbuka

Setelah seharian menahan lapar dan dahaga tentunya energi kita terkuras, untuk memulihkan energi kembali, saat berbuka makanlah karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan manis. Makanan yang mengandung gula mengembalikan secara instant energi kita yang terkuras seharian. Tetapi usahakan menghindari minum es atau yang bersoda, karena jenis minuman ini dapat membuat pencernaan tak berfungsi secara normal.

3. Makanlah Secara Bertahap

Biasanya begitu mendengar bedug magrib, tanpa tunggu lagi kita langsung menyantap habis hidangan yang disediakan diatas meja. 
*aksi balas dendam..ciiiiaaaaaattttttt...yayayyaaaaaa nyam  yam haammmmm...

u know frenz fillaah..
Ini bukanlah pola yang bagus untuk kesehatan, setelah seharian perut kita tak terisi dan organ cerna beristirahat, sebaiknya jangan langsung menyantap hidangan dalam jumlah besar. Saat tiba waktu berbuka makan makanan manis, seperti kolak, atau minum teh hangat, istirahatkan sesaat, bisa kita gunakan jeda itu untuk menjalankan sholat magrib sambil memberi waktu organ cerna kita menyesuaikan. Baru setelah sholat kita lanjutkan kembali makan makanan yang lebih berat seperti nasi dan lauk-pauknya. Dan setelah Tarawih dilanjutkan lagi dengan sesi makan kecil atau camilan.

4. Jangan Tinggalkan Olahraga

Menjalankan puasa bukan berarti berhenti total berolahraga. 
*biasa juga g olahraga kan..eweweewww..

ternyata..aktivitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga kelancaran peredaran darah agar kita tidak mudah loyo. Namun untuk urusan ini pilih olahraga ringan yang tak membutuhkan energi berlebih, seperti lari-lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya lakukan olahraga menjelang waktu berbuka. Tarawih selain ibadah juga sebagai sarana menjaga kebugaran jasmani karena saat melakukan sholat tarawih sama dengan membakar kalori.

5. Konsumsi Cukup Air

minum minum minuuuummm...gluk gluk gluk...ahhh segeeeerrrr...
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh. Lebih dari 60 % tubuh kita terdiri dari air. Untuk menjalankan fungsinya dengan baik setiap organ tubuh kita membutuhkan air. Tanpa air yang cukup tubuh akan mengalami gangguan. Untuk itu perbanyak minum air untuk simpanan dalam tubuh supaya semua organ berfungsi dengan baik. Yang disebut air disini bukan hanya berupa air putih, tapi susu dan teh pun juga termasuk di dalamnya. Supaya kebutuhan tubuh tercukupi, aturlah agar kita minum delapan gelas air sebelum menjalani puasa esok hari.

6. Kendalikan Emosi

Rasulallah bersabda bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan nafsu. Dengan kata lain tujuan puasa adalah me-manage emosi, belajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara psikologis ini mempengaruhi mental-spiritual kita, dengan mengendalian emosi membuat jiwa kita tumbuh lebih sehat, dan merasakan kedekatan dengan Allah membuat hati kita damai.


yukz latian di rajab dan sya'ban...
smangad slalu.. ^_^/

Monday, 27 June 2011

Dua Sayap Dakwah


Setiap muslim seharusnya dapat berperan ganda dalam kehidupannya. Yaitu sebagai 'Abidullah (Penyembah Allah) dan Khalifatullah (Khalifatullah). Sebagai 'abidullah ia harus ikhlas menjadi penyembah Allah yang loyal, dan sebagai khalifatullah ia harus memakmurkan bumi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi di atasnya. 

Kedua peran tersebut tidak akan berfungsi dengan baik, bila seorang muslim tidak memiliki pribadi (akhlak) yang mulia, ruhiyah (iman) yang tinggi, dan kemampuan akal yang cerdas. Kemuliaan akhlak, kekuatan ruhiyah, dan kecerdasan akal hanya akan terjadi pada diri seorang muslim bila ia mendapatkan tarbiyah (pembinaan).
Pribadi-pribadi mulia, tangguh, cerdas, seperti halnya para sahabat Rasulullah, dapat terbentuk berkat tarbiyah dari Rasulullah yang istimrar (kontinyu). Pribadi-pribadi seperti itu tidak akan terbentuk hanya dalam beberapa jam, beberapa hari, atau beberapa minggu, tetapi sejarah membuktikan Rasulullah membina para sahabatnya sepanjang hidupnya.
Menjadi Juru Da'wah
Sudah seharusnya seorang muslim menyampaikan ilmu yang didapatkanya kepada orang lain. Karena hal ini akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia dan dirinya pribadi. Dakwah, menyeru kepada yang baik dan mencegah kepada kemungkaran, tidak seharusnya dipikul oleh kalangan da'i, ustadz, kyai, atau yang sejenisnya. Tetapi seharusnya menjadi tanggung jawab bersama kaum muslimin.
Menyampaikan suatu ilmu (tabligh) sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Bahkan AllahSWT juga telah memerintahkannya kepada kita. Sebagaimana firman-Nya, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran [3] : 1-4).
Dua Sayap Da'wah
Sebagai salah satu subjek dakwah, kita harus memahami dengan benar kondisi objek dakwah. Berdakwah kepada masyarakat awam berbeda dengan berdakwah kepada orang yang lebih faham. Berdakwah kepada masyarakat yang memiliki ghirah kepada Islam biasa saja juga berbeda dibandingkan dengan berdakwah kepada para aktivitas muslim. Perbedaan objek dakwah ini, harus dijadikan bahan pertimbangan, agar dakwah yang kita sampaikan dapat diterima oleh mereka.
Karena itu, Ustadz Muhammd Ihsan Tanjung, Lc, menjelaskan bahwa secara garis besar aktivitas dakwah dibagi ke dalam dua sayap, yaitu Dakwah 'Ammah (dakwah umum) dan Dakwah Khassah (dawah khusus). Dakwah umum menurut beliau adalah kegiatan dakwah berupa tabligh (ceramah umum) atau majelis ta'lim yang biasa dipahami kebanyakan manusia sebagai pengajian.
Dakwah umum adalah sebuah bentuk dakwah yang merupakan gerbang dakwah Islam, yang dengannya terbuka pulalah gerbang-gerbang dakwah lain termasuk dakwah khusus. Peserta yang hadir bisa banyak bisa sedikit. Tetapi satu hal yang pasti ialah bahwa kehadiran para pesertanya tidak konstan, tidak disiplin dan belum ada aturan main maupun keterikatan yang lebih erat. Karena sifatnya yang masih longgar dan cair, sulit diharapkan akan terjadi sebuah perubahan yang utuh pada diri para pesertanya. Sehingga jangan heran bila kita jumpai seorang muslim rajin menghadiri berbagai kegiatan tabligh dan majelis ta'lim namun perilaku buruknya tidak kunjung ditinggalkannya. Bahkan dalam skala yang lebih luas jangan heran dakwah kian semarak di masyarakat, televisi, radio, dan media-media cetak, namun korupsi, kriminalitas, judi, narkoba dan pornografi tidak kunjung menyurut, malah sebaliknya kian mewabah.
Dakwah ammah adalah dakwah perkenalan, sedangkan dakwah khassah adalah dakwah yang lebih masuk kepada inti penjelasan tentang Islam. Dengan dakwah khusus seseorang bisa lebih mengenal Islam, bukan hanya secara kognitif (akal), tetapi juga sampai ke tingkah laku. Bukan hanya sampai kepada pemahaman tentang Islam, tetapi sampai pada praktek Islam dalam kehidupan sehari-hari sejak urusan bangun tidur sampai urusan mengelola negara.
Dakwah khusus merupakan kegiatan dakwah yang memiliki beberapa kekhususan. Ia seringkali disebut sebagai kegiatan tarbiyah (pembinaan) atau takwin (pembentukan). Disebut tarbiyah sebab ia memiliki sasaran membina muslim menjadi mu'min yang peduli terhadap kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Disebut pembentukan sebab dimaksudkan sebagai usaha-usaha membentuk kader-kader dakwah yang handal dan sadar akan pentingnya beramal jama'i (bekerjasama) dalam sebuah jama'ah dakwah demi tegaknya Kalimat Allah. Semua ini diusahakan perwujudannya melalui sebuah sarana bernama halaqah. Dalam dakwah khusus jumlah peserta terbatas dan dengan demikian efektivitasnya lebih bisa diharapkan.
Pembina (murabbi) dan yang dibina (mutarabbi/mad'u) disyaratkan sama-sama memiliki komitmen. Sebab di dalam kegiatan ini perubahan yang diharapkan mencakup aspek qalbiyun (hati), aqliyun (intelektual), syu'uriyun (perasaan) dan khuluqiyun (akhlak). Singkatnya, tarbiyah dimaksudkan sebagai sebuah laboratorium human resource development (pemberdayaan sumber daya manusia).
Kegiatan dakwah khusus masih belum sesemarak dakwah umum. Tetapi kegiatan dakwah seperti ini, ternyata lebih semarak di kampus-kampus. Diharapkan kaum intelektual kampus sekembalinya ke masyarakat dapat mewarnai dakwah umum dengan dakwah dakwah khusus sehingga menghasilkan perubahan yang mendasar dan menyeluruh di masyarakat secara lebih cepat.

Sunday, 26 June 2011

etika bercanda Muslim



boleh becanda..asaaaLLL...

.:1 -- tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olokan shahabat Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam, yang ahli baca al-Qur`an yang artimya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab: “Sesungguh-nya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”.

Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman”. (At-Taubah: 65-66).

.:2 -- candaan itu adalah benar tidak mengan-dung dusta. Dan hendaknya pecandaan tidak mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah”. (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

.:3 -- candaan tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah seorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya”. (HR. Ahmad dan Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).

.:4 -- Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu. Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.

(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari)

tentang mahram wanita muslimah

Ada beberapa pertanyaan yang masuk seputar permasalahan muhrim, demikian para penanya menyebutnya, padahal yang mereka maksud adalah mahram.

Perlu diluruskan bahwa muhrim dalam bahasa Arab adalah muhrimun, mimnya di-dhammah yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Sedangkan mahram bahasa Arabnya adalah mahramun, mimnya di-fathah.

Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar (perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.

Mahram sendiri terbagi menjadi tiga kelompok, yakni mahram karena nasab (keturunan), mahram karena penyusuan, dan mahram mushaharah (kekeluargaan kerena pernikahan).

Kelompok pertama, yakni mahram karena keturunan, ada tujuh golongan:
  1. Ibu, nenek dan seterusnya ke atas baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
  2. Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
  3. Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu.
  4. Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
  5. Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
  6. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
  7. Putri saudara laki-laki sekandung, seayah atau seibu (keponakan), cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.

Mereka inilah yang dimaksudkan Allah subhanahu wa ta’ala:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ‏‎ ‎أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ‏‎ ‎وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ‏‎ ‎وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ‏‎ ‎وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan…” (An-Nisa: 23)


Kelompok kedua, juga berjumlah tujuh golongan, sama dengan mahram yang telah disebutkan pada nasab, hanya saja di sini sebabnya adalah penyusuan.

Dua di antaranya telah disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala:

وَأُمَّهَاتُكُمُ الاَّتِي‎ ‎أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُم‎ ‎مِّنَ الرَّضَاعَةِ

“Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan.” (An-Nisa: 23)

Ayat ini menunjukkan bahwa seorang wanita yang menyusui seorang anak menjadi mahram bagi anak susuannya, padahal air susu itu bukan miliknya melainkan milik suami yang telah menggaulinya sehingga memproduksi air susu. Ini menunjukkan secara tanbih bahwa suaminya menjadi mahram bagi anak susuan tersebut. Kemudian penyebutan saudara susuan secara mutlak, berarti termasuk anak kandung dari ibu susu, anak kandung dari ayah susu, serta dua anak yang disusui oleh wanita yang sama. Maka ayat ini dan hadits yang marfu’:

يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا‎ ‎يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ

“Apa yang haram karena nasab maka itupun haram karena punyusuan.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu ‘Abbas)

Keduanya menunjukkan tersebarnya hubungan mahram dari pihak ibu dan ayah susu sebagaimana tersebarnya pada kerabat (nasab). Maka ibu dari ibu dan bapak (orang tua) susu misalnya, adalah mahram sebagai nenek karena susuan dan seterusnya ke atas sebagaimana pada nasab. Anak dari orang tua susu adalah mahram sebagai saudara karena susuan, kemudian cucu dari orang tua susu adalah mahram sebagai anak saudara (keponakan) karena susuan, dan seterusnya ke bawah.

Saudara dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi karena susuan, saudara ayah/ibu dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi orang tua susu dan seterusnya ke atas.

Adapun dari pihak anak yang menyusu, maka hubungan mahram itu terbatas pada jalur anak keturunannya saja. Maka seluruh anak keturunan dia, berupa anak, cucu dan seterusnya ke bawah adalah mahram bagi ayah dan ibu susunya.

Hanya saja, berdasar pendapat yang paling kuat (rajih), yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikhuna (Muqbil) rahimahumullahu, bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah yang berlangsung pada masa kecil sebelum melewati usia 2 tahun, berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ‏‎ ‎أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ‏‎ ‎كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ‏‎ ‎يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuannya.” (Al-Baqarah: 233)

Dan Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha muttafaqun ‘alaihi bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah penyusuan yang berlangsung karena rasa lapar dan hadits Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa (no. hadits 2150) bahwa tidak mengharamkan suatu penyusuan kecuali yang membelah (mengisi) usus dan berlangsung sebelum penyapihan.

Dan yang diperhitungkan adalah minimal 5 kali penyusuan. Setiap penyusuan bentuknya adalah: bayi menyusu sampai kenyang (puas) lalu berhenti dan tidak mau lagi untuk disusukan meskipun diselingi dengan tarikan nafas bayi atau dia mencopot puting susu sesaat lalu dihisap kembali.

Adapun kelompok ketiga, jumlahnya 4 golongan, sebagai berikut:
  1. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas berdasarkan surat An-Nisa ayat 23.
  2. Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa: 23.
  3. Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas berdasarkan An-Nisa: 23.
  4. Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah), cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib, dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa: 23.
Nomor 1, 2 dan 3 hanya menjadi mahram dengan akad yang sah meskipun belum melakukan jima’ (hubungan suami istri). Adapun yang keempat maka dipersyaratkan bersama dengan akad yang sah dan harus terjadi jima’, dan tidak dipersyaratkan rabibah itu harus dalam asuhannya menurut pendapat yang paling rajih yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu.

Dan mereka tetap sebagai mahram meskipun terjadi perceraian atau ditinggal mati, maka istri bapak misalnya tetap sebagai mahram meskipun dicerai atau ditinggal mati. Dan Rabibah tetap merupakan mahram meskipun ibunya telah meninggal atau diceraikan, dan seterusnya.

Selain yang disebutkan di atas, maka bukan mahram. Jadi boleh seseorang misalnya menikahi rabibah bapaknya atau menikahi saudara perempuan dari istri bapaknya dan seterusnya.

Begitu pula saudara perempuan istri (ipar) atau bibi istri, baik karena nasab maupun karena penyusuan maka bukan mahram, tidak boleh safar berdua dengannya, berboncengan sepeda motor dengannya, tidak boleh melihat wajahnya, berjabat tangan, dan seterusnya dari hukum-hukum mahram tidak berlaku padanya.

Akan tetapi tidak boleh menikahinya selama saudaranya atau keponakannya itu masih sebagai istri hingga dicerai atau meninggal. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَأَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ‏‎ ‎اْلأُخْتَيْنِ

“Dan (haram atasmu) mengumpulkan dua wanita bersaudara sebagai istri (secara bersama-sama).” (An-Nisa: 23)

Dan hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu muttafaqun ‘alihi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengumpulkan seorang wanita dengan bibinya sebagai istri secara bersama-sama. Wallahu a’lam bish-shawab. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Sa’di, Syarhul Mumti’, 5/168-210)




*darimanamana

Sunday, 19 June 2011

tentang 'tamu bulanan'

“Iiiih Kok jadi sensi gitu sih?”

“Lho… Lho masalah kecil saja ditangisi…”

“Uhhh… sakit banget!!!”
“Jangan ganggu aku deh, aku lagi kesel nih!!!”

Kira-kira komentar seperti itulah yang keluar saat ‘tamu bulanan’ kita datang, atau biasa kita sebut menstruasi. Bagaimana fisiologi terjadinya dan pengaruhnya pada emosi kita? Apa saja yang bisa dipersiapkan untuk menyambut ‘tamu’ spesial kita yang satu ini?

Menstruasi
Menstruasi adalah proses meluruhnya dinding endometrium uterus karena terjadinya penurunan drastis hormon progesteron secara tiba-tiba.

Fisiologi Siklus Menstruasi
Panjang siklus bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari untuk siklus yang panjang. Ada sejumlah perempuan yang siklusnya teratur, sementara ada pula yang bervariasi sampai dengan 7 hari. Untuk lebih memudahkan pemahaman, pada tulisan ini kita gunakan rata-rata siklus 28 hari.
Siklus menstruasi di bawah kontrol hormon seks. Untuk memudahkan, siklus ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.

Ukhtiy Harus Tahu!
Siklus Menstruasi itu berbeda dengan
Masa menstruasi
1. Fase sebelum ovulasi – dikontrol oleh FSH dan esterogen.
Kelenjar pituitari pada dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di ovarium (indung telur). Pematangan folikelini akan meningkatkan produksi esterogen.
Pada saat kenaikan esterogen mendekati ovulasi, terjadi perubahan – perubahan sebagai berikut:
  • Endometrium (selaput lendir rahim) menebal.
  • Serviks menjadi panjang dan lunak serta terbuka.
  • Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada serviks menjadi lendir yang bersahabat dengan sperma.
  • Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan makanan pada sperma.
  • Peningkatan cairan sampai dengan 10 kali peningkatan volume lendir.
  • Lendir yang subur terdiri dari 98% air – transparan, berkilat, licin, elastis yang disebutefek spinnbarkeit.
  • Struktur lendir yang subur bila dilihat dengan menggunakan nuclear magnetic resonance memperlihatkan jaringan yang jarang sehingga dapat dilewati oleh sperma.
  • Suhu menetap pada tingkat yang rendah.
Ketika esterogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar pituitari distimulasiuntuk menghasilkan LH yang meningkat cepat yang kemudian akan menimbulkan ovulasi(pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan ovum) dalam 36 jam kemudian.
2. Fase setelah ovulasi – dikontrol oleh progesteron.
Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikeltersebut akan berkembang menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron.
Di bawah pengaruh progesteron terjadi perubahan-perubahan:
  • Endometrium melunak guna mempersiapkan diri untuk menerima implantasi(penempelan) telur yang telah dibuahi.
  • Serviks memendek, keras, dan tertutup.
  • Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk mencegah penetrasi sperma.
  • Setelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan – jaringan filamen-filamen menjadi lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah penetrasi sperma. Sperma secara cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang bersifat asam.
  • Suhu akan meningkat sekitar 0,2˚C atau lebih.
Korpus luteum akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati; progesteronakan turun; suhu turun; dan endometrium akan mengalami disintegrasi sehingga terjadilah menstruasi dan lengkaplah satu siklus.

Ovulasi
Ovulasi hanya terjadi satu hari saja dalam satu siklus dan bila tidak terjadi kehamilan, 2 minggu kemudian diikuti oleh masa menstruasi. Biasanya jangka waktu antara ovulasi dan menstruasi berikutnya tidaklah berbeda jauh. Lamanya siklus menstruasi bergantung pada variasi waktu sejak awal siklus sampai ovulasi. Terjadinya ovulasi menentukan lamanya siklus.
Lamanya waktu sejak awal menstruasi sampai ovulasi bisa bermacam-macam. Ovulasiseringkali tertunda pada saat-saat seseorang mengalami stres, masa menyusui dan masapra menopause.
Pada satu hari ovulasi dalam suatu siklus, satu atau dua sel telur siap untuk dibuahi. Hidup sel telur tidak lebih dari 24 jam, sedangkan masa hidup sel sperma berbeda-beda. Bila tidak ada lendir yang menunjang kelangsungan hidupnya, sel sperma tidak bisa bertahan hidup lebih dari satu jam atau sekitar itu. Namun dengan adanya lendir cervixyang baik, sel sperma bisa bertahan hidup sampai 2 atau 3 hari, bahkan kadang bisa sampai 4 atau 5 hari lamanya.

PMS (Pra Menstruasi Sindrom)
Menstruasi biasanya identik dengan PMS, setiap wanita mengalami keluhan menjelang menstruasi. Sekitar 85% wanita mengalami gangguan fisik dan emosi menjelang masa ini.
Gejala yang paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah marah, depresi, lelah dan tubuh agak membengkak. Selain itu, biasanya juga terjadi penumpukan cairan dengan payudara yang agak membengkak, ukuran panggul bertambah besar, wajah terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri di bagian perut. Perubahan-perubahan mood, seperti mudah marah, meledak-ledak, dan sering menangis juga kerap menandai munculnya premenstrual syndrome (PMS) ini.
Yang lebih gawat adalah PMS pun dapat menimbulkan depresi, terkadang sampai memunculkan perasaan ingin bunuh diri, dan bahkan keinginan melakukan kekerasan kepada diri sendiri ataupun ke orang lain.
Sayangnya, hingga kini penyebab pasti timbulnya PMS belum diketahui. Namun, gejala-gejala PMS tadi diperkirakan berhubungan dengan meningkatnya hormon-hormon wanita seperti yang telah dijelaskan di awal -estrogendan progesterone- dalam hari-hari menjelang menstruasi. Nah, ketika gejala-gejala tersebut makin hebat dan menganggu aktivitas sehari-hari pada setiap bulannya, ada baiknya Ukhtiy berkonsultasi ke dokter.
Inilah beberapa fakta seputar PMS, termasuk bagaimana cara meringankannya:

1. Telat datang bulan, hal biasa.
Kejadian ini berhubungan dengan tingkat stres yang dialami sehingga kerja hormon terhambat dan menyebabkan silklus menstruasi pun terganggu. Maka dari itu, perhatikan jadwal kuliah/kegiatan Ukhtiy, apakah saat ini Ukhtiy dikejar tenggat waktu soal kuliah, tugas, atau amanah lain. Bila saja Ukhtiy perhatikan, adanya stres ini dapat membuat menstruasi Uktiy terlambat.

2. Tidak sebanyak yang Ukhtiy pikirkan.
Ukhtiy tidak perlu takut kehilangan jumlah darah terlalu banyak. Secara rata-rata, setiap bulannya seorang wanita hanya kehilangan sekitar 3 ons darah.

3. Lama atau sebentar itu normal.
Kebanyakan wanita akan mengeluarkan darah sekitar dua hari sampai tujuh hari. Bila menstruasi Anda lebih dari delapan hari, itu belum tergolong masalah besar.

4. PMS yang bukan PMS.
Wanita yang mengalami sakit hebat saat menstruasi itu melebihi gejala umum sangat mungkin terkena premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Wanita yang menderita PMDD juga memiliki gejala-gejala sama layaknya PMS, seperti sakit kepala, nyeri sendi dan otot, tubuh dan payudara membengkak. Gejala-gejala yang secara umum terjadi, akan menghilang saat berlangsungnya menstruasi.
Apa yang dapat Ukhtiy lakukan?
Untuk mengurangi beberapa kondisi yang tidak nyaman menjelang PMS, coba lakukan beberapa hal di bawah ini:
  1. Buatlah semacam diary atau jurnal yang mencatat kapan gejala-gejala itu muncul. Dengan demikian, Ukhtiy mempunyai patokan waktu yang tepat untuk mengatasinya.
  2. Agar sehat, makanlah sedikit tetapi sering. Jika Ukhtiy menderita konstipasi, konsumsilah bahan makanan yang mengandung banyak serat.
  3. Saat sedang minum obat diuretik, biasanya Ukhtiy akan lebih sering buang air kecil yang memungkinkan mineral penting ikut terbuang. Karena itu, tambah makanan yang mengandung potassium (buah, makanan laut, kacang-kacangan), juga makanan, minuman ekstra atau suplemen yang mengandung vitamin B dan C.
  4. Untuk mengurangi terjadinya penumpukan cairan, sebisa mungkin kurangi garam dalam makanan Ukhtiy. Garam bisa menyerap air dan hal ini dapat meningkatkan pembengkakan.
  5. Perbanyak waktu istirahat untuk menghindari kelelahan. Selain itu cobalah menghindari situasi yang bisa membuat Ukhtiy stres.
  6. Coba bicarakan perasaan Ukhtiy kepada sahabat yang dapat dipercaya dan dapat mendengarkan keluhan Ukhtiy. Pastikan pula keluarga tahu mengenai kondisi Ukhtiy.
  7. Cobalah minum beberapa ramuan tumbuhan tertentu yang telah terbukti membantu meningkatkan kesehatan wanita, misalnya kunyit asam, dan lain-lain.
Alhamdulillah, mudah-mudahan setelah tahu seluk-beluknya kita bisa menyambut ‘tamu’ kita yang satu ini dengan penuh senyum dan kehangatan. Ditunggu ya kabar baiknya mulai bulan depan…

Wednesday, 8 June 2011

siapa salah? salah siapa?

ALHAMDULILLAAH..

dahaga diri akan bacaan baru akhirnya terpenuhi sudah ohoho8
*lebaayyy

ehe8 tp emank kog..terakhir beli buku itu maret lalu..itu pun cuma 1 buku..hufhhh

senangnya tw ada bazar buku di linggau awawawaww..
kabuuurrr..

1 buku..
2 buku..
3 buku..
ahahay 8 buku ehe8
alhamdulillaah lg pergi nya bareng bendahara sekolah..jd bisa beli bnyk wlw td cuma bwa duit 100rb dan itu pun dah dip0t0ng bwt beli kado si bungsu yg milad..

singkatnya..
borong borong..aji mumpung ohoho8
berbinar2 liat tumpukan aneka warna dan jenis buku di stand bazar..
*eheww..kek apa adjaaahh..

mengingat keadaan curup dari sudut per.buku.an..
*baku g ya ni istilah..?? tuinx tuinx*
wajar d kek nya klo hepi sangad ada bazar buku..
g gampang cari buku baru di curup ni..klo pun ada, harga nya uwihhh..ckckck

buku2 islami jg..
koleksi muslim yg dulu biasanya jd tempat sasaran..skrng lbh milih memperbnyk koleksi busana..mmm

salah siapa coba??

kita.
aku..kamu..

iya..
kita lah yg mengubah pasar..
klo kata org ekonomi tu..pasar ngikut konsumen..
klo tnyata buku tgantikan dg aneka busana muslim/ah yg update teyuz itu..itu jg brarti 'kita' jg dah brubah..budaya membaca kita tgantikan dg budaya mengikuti trend fashion..

eh, mungkin bukan 'kita'..pake 'aku' sajalah..
klo 'kita'..ntar ada yg nyeletuk: loe aje kalee..gw g..
:D


mmm..jadi teringat ptemuan ahad kmrn..

'aktivis skarang payah, mbk..study oriented..susah diajak ngaji..'
kurang lbh gtu keluhan seorang teman..

mbk yg ditanya balik nanya, 'adk wkt kuliah dulu gtu g?'

'g mbk..malah pnah ngaji jam 6 pagi..'

'knp ya bs gtu?'

'rasanya ngaji t kbutuhan, mbk..kangen dg murobbiy..'

'nah..klo gtu..jadilah murobbiy yg 'dikangenin' mutarobbiy..' solusi dr si mbk yg menurut ghina sangad luar biasa itu..

lagi lagi..
memank lbh bijak untk lbh dulu 'menyalahkan' (=instrogasi..evaluasi..perbaiki) diri ktimbang menyalahkan org lain..



wallaahu'alam..

Tuesday, 7 June 2011

tentang doa..

 
 
doa..
memank tak slalu mampu mengubah keadaan..
tapi moga mampu mengubah sudut pandang..

doa..
memank tak kan mampu mengembalikan mereka yang kita cintai..
tapi smoga mampu memberikan kebahagian bagi semua tak terkecuali diri..

doa pun tak kan mampu membujuk sang waktu tuk kembali..
juga tak kan pernah membuat kesempatan datang lagi..
ia pun tak slalu mampu memperbaiki hati
apa lah lagi sempurna menyembuhkan luka diri..

tapi YAKIN lah..
doa mampu mengubah semuanya menjadi sumber kekuatan dan penenang qalbu..

jangan pernah letih berdoa..
karna ALLAAH pun tak pernah lelah mendengar pinta hamba NYA..




smangad slalu.. ^_^/

Saat Harus Kehilangan...

Sebagai seorang muslim, hal mendasar yang harus kita yakini adalah bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 284:

"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..."

**serius sangad pembukanya.. :D


"Semua"
artinya ya semua...
uang, rumah, kendaraan, isi rumah, istri, anak-anak, bahkan diri kita sendiri adalah milik Allah swt.

Allah meminjamkan semua itu kepada kita..sebagai bahan ujian..apakah kita menggunakannya sesuai dengan yang diinginkan-Nya atau tidak.

"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar". (QS. Al Anfaal: 28).

Jika kita menggunakannya sesuai dengan keinginan-Nya..maka kita lulus ujian tersebut dan akan mendapatkan kebahagiaan sesudah mati kita...

Sebaliknya...jika kita gagal menggunakannya sesuai dengan keinginan-Nya..maka kita gagal dalam ujian tersebut dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan sesudah mati kita...

Sebagai pinjaman..Allah swt berhak untuk mengambilnya sewaktu-waktu.
Manusia tidak punya kekuasaan sedikitpun untuk menahannya jika Allah berkehendak untuk mengambilnya.

Banyak cara Allah mengambil sesuatu dari kita..
bencana alam adalah salah satu contoh nyata dimana manusia tidak punya kekuasaan sedikitpun ketika Allah berkehendak mengambil sesuatu darinya..

Tidak terlalu mencintai..tidak terlalu merasa memiliki..adalah cara terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi saat diambilnya pinjaman-pinjaman itu dari kita..

Masalahnya..kecenderungan manusia adalah..ingin memiliki dan menguasai.
Ketika sesuatu hilang darinya..maka ada sesuatu yang tercabik dalam dirinya.
Akan tetapi..sesungguhnya..cabikan-cabikan itu hanyalah sentuhan-sentuhan kecil pada saraf-saraf emosi.

Ketika kita bisa menikmati sentuhan-sentuhan itu..maka tidak ada bedanya antara penderitaan dan kebahagiaan. Banyak orang bisa sangat menikmati penderitaan..bahkan mencari penderitaan itu karena sudah terasa sangat lezat...

Sambal misalnya...
Walau peluh bercucuran..lidah terasa panas..air mata berlinang..saraf-saraf mendenyutkan rasa sakit..namun otak menangkapnya sebagai suatu kenikmatan yang tiada tara..ohoho8
 *klo saya..tetap mengganggap ini 'penderitaan'..eheh8

ahh kawand...
Kehidupan ini hanyalah permainan...
usah terlalu serius menghadapi kehidupan...
Sebaliknya..seriuslah dalam mempersiapkan kampung akhirat...
karena kampung akhirat jauh lebih baik daripada dunia ini...

 
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. Al An'am: 32).




Wallahu a'lam...

 


lihatlah..cahaya harapan itu masih ada, kawand.. ^_^21

Sunday, 5 June 2011

tentang keluarga Islami..tentang keluarga teladan




 Individu teladan-lah

yang akan membentuk keluarga teladan..
yang akhirnya ...

akan menciptakan generasi individu teladan



Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan ketanangan jiwa. Tentu pula semua menghindari dari berbagai pemicu gundah gulana dan kegelisahan. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Ingatlah semua ini tak akan terwujud kecuali dengan iman kepada Alloh, tawakal dan mengembalikan semua masalah kepadaNya, disamping melakukan berbagai usaha yang sesuai dengan syari'at.


Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya.

FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Rum: 21)

Ya.supaya engkau cenderung dan merasa tentram kepadanya (Alloh tidak mengatakan: 'supaya kamu tinggal bersamanya'). Ini menegaskan makna tenang dalam perangai dan jiwa serta menekankan wujudnya kedamaian dalam berbagai bentuknya.

Maka suami istri akan mendapatkan ketenangan pada pasangannya di kala datang kegelisahan dan mendapati kelapangan di saat dihampiri kesempitan. Sesungguhnya pilar hubungan suami istri adalah kekerabatan dan pershabatan yang terpancang di atas cinta dan kasih sayang. Hubungan yang mendalam dan lekat ini mirip dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Al Qur'an menjelaskan: "Mereka itu pakaian bagimu dan kamu pun pakaian baginya." (Al Baqarah: 187)

Terlebih lagi ketika mengingat apa yang dipersiapkan bagi hubungan ini misalnya; penddidikan anak dan jaminan kehidupan, yang tentu saja tak akan terbentuk kecuali dalam atmosfir keibuan yang lembut dan kebapakan yang semangat dan serius. Adakah di sana komunitas yang lebih bersih dari suasana hubungan yang mulia ini?


Pilar Peyangga Keluarga Islami
1. Iman dan Taqwa
Faktor pertama dan terpenting adalah iman kepada Alloh dan hari akhir, takut kepada Dzat Yang memperhatikan segala yang tersembunyi serta senantiasa bertaqwa dan bermuraqabbah (merasa diawasi oleh Alloh) lalu menjauh dari kedhaliman dan kekeliruan di dalam mencari kebenaran.

"Demikian diberi pengajaran dengan itu, orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia kan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluannya." (Ath Thalaq: 2-3)

Di antara yang menguatkan tali iman yaitu bersungguh-sungguh dan serius dalam ibadah serta saling ingat-mengingatkan. Perhatikan sabda Rasululloh: "Semoga Alloh merahmati suami yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Alloh merahmati istri yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah).

Hubungan suami istri bukanlah hubungan duniawi atau nafsu hewani namun berupa interaksi jiwa yang luhur. Jadi ketika hubungan itu shahih maka dapat berlanjut ke kehidupan akhirat kelak. FirmanNya: "Yaitu surga 'Adn yang mereka itu masuk di dalamnya bersama-sama orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya." (Ar Ra'du: 23)


2. Hubungan Yang Baik
Termasuk yang mengokohkan hal ini adalah pergaulan yang baik. Ini tidak akan tercipt akecuali jika keduanya saling mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.
Mencari kesempurnaan dalam keluarga dan naggotanya adalah hal mustahil dan merasa frustasi daklam usha melakukan penyempurnan setiap sifat mereka atau yang lainnya termasuk sia-sia juga.

3. Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan buntu.

Teralalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim)

Jadi kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.

Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa': 19)

Apabila tidak begitu lalu bagaimana mungkin akan tercipta ketentraman, kedamaian dan cinta kasih itu: jika pemimpin keluarga itu sendiri berperangai keras, jelek pergaulannya, sempit wawasannya, dungu, terburu-buru, tidak pemaaf, pemarah, jika masuk terlalu banyak mengungkit-ungkit kebaikan dan jika keluar selalu berburuk sangka.

Padahal sudah dimaklumi bahwa interaksi yang baik dan sumber kebahagiaan itu tidaklah tercipta kecuali dengan kelembutan dan menjauhakan diri dari prasangka yang tak beralasan. Dan kecemburuan terkadang berubah menjadi prasangka buruk yang menggiringnya untuk senantiasa menyalah tafsirkan omongan dan meragukan segala tingkah laku. Ini tentu akan membikin hidup terasa sempit dan gelisah dengan tanpa alasan yang jelas dan benar.
4. Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya.

Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi. Memotivasi jihad suami dan bukan membuatnya berpikir dua tiga kali ketika berkorban waktu, tenaga dan harta untuk fii sabilillaah

Dengan ini sudah barang tentu akan tercapai saling meridhai, akan langgeng hubungan, mesra, cinta dan kasih sayang. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)


Maka bertaqwalah wahai kaum muslimin!

Ketahuilah bahwa dengan dicapainya keharmonisan akan tersebarlah semerbak kebahagiaan dan tercipta suasana yang
kondusif bagi tarbiyah.

Selain itu tumbuh pula kehidupan di rumah yang mulia dengan dipenuhi cinta kasih dan saling pengertian anatar sifat keibuan yang penuh kasih sayang dan kebapakan yang tegas, jauh dari cekcok, perselisihan dan saling mendhalimi satu sama lain. Juga tak ada permusuhan dan saling menyakiti.


Rumah Tangga Islami itu..

Yang bangunan rumahnya..tidak sempit juga tidak luas, memenuhi syarat kesehatan, memiliki kamar yg cukup untuk memisahkan ruang tidur anak laki-laki dan anak perempuan, memiliki ruang sholat khusus, bangunannya mampu menjaga aurat penghuninya
Yang perabot rumahnya..sederhana namun kuat
Yang pakaiannya..sederhana dan awet, perhatian pada kebersihan, kerapian, dan kesucian
Yang makan dan minumnya..halal dan toyyib, sehat, tidak mubazir juga tidak pelit
Yang anggarannya..mendahulukan kepentingan2 primer dan dimusyawarahkan antara suami-istri
Yang menjaga silaturahim..
Bertetangga dg baik..
Menghormati tamu dlm setiap kesempatan


Penutup
Lurusnya keluarga menjadi media untuk menciptakan keamanan masyarakat. Bagaimana bisa aman bila ikatan keluarga telah amburadul. Padahal Alloh memberi kenikmatan ini yaitu kenikmatan kerukunan keluarga, kemesraan dan keharmonisannya.

Hubungan suami istri yang sangat solid dan fungsinya sebagai orang tua di tambah anak-anaknya yang tumbuh dalam asuhan mereka, merupakan gambaran umat terkini dan masadepan. Karena itu ketika setan berhasil menceraikan hubungan keluarga dia tidak sekadar menggoncangkan sebuah keluarga namun juga menjerumuskan masyarakat seluruhnya ke dalam kebobrokan yang merajalela. Realita sekarang menjadi bukti.


Semoga Alloh merahmati pria yang perilakunya terpuji, baik hatinya, pandai bergaul (terhadap keluarga), lemah lembut, pengasih, penyayang, tekun, tidak berlebihan dan tiada lalai dengan kewajibannya. Semoga Alloh merahmati pula wanita yang tidak mencari-cari kekeliruan, tidak cerewet, shalihah, taat dan memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memeliharanya.

Bertaqwalah wahai kaum muslimin, wahai suami istri. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaaya akan dimudahkan urusannya. (Syeikh Shalih bin Abdullah bin Al Humaid).



materi Tasqif ke-akhowat-an
Curup, 05 Juni 2011

Saturday, 4 June 2011

titanic-titanic-an..



Beberapa versi titanic
+ Versi asli, Titanic Version (versi setia sampe mati)
- You jump… I jump !

+ Versi ngajak-ngajak
- I want to jump… anybody else want to jump ?

+ Versi pemimpin
- I jump… all of you jump after me !….

+ Versi pengikut
- We will jump after you jump.

+ Versi penakut
- You jump… tell me if it is ok… then I jump.

+ Versi ogah-ogahan
- I’ve already jumped last time… now it is your turn to jump.

+ Versi iklan
- You should jump because every celebrities and famous people jump.

+ Versi programmer
- If (you.jump()) then (I.jump())

+ Versi logika implikasi
- If you jump then I jump that means if you don’t jump I might still jump.

+ Versi nggak percayaan
- You jump…. are you sure you want to jump?… no kidding?….promise?…

+ Versi penjudi
- We’ll throw a coin if it is head, I jump… if it is tail you jump.

+ Versi 007
- “My name Bond, Jump’s Bond”.

+ Versi Waktu
- “Jump sabaraha”
- “Jump 12 lewat 12″

+ Versi Buah-buahan
- Jump-bu Monyet,
- Jump-bu Klutuk,
- Jump-bu Batu,

+ Versi Betawi……
- Inich Aye Abang…………Jump-ang !

+ Versi korban tindak kekerasan
- Tolooongggggggg…………. Jump bret!!!!!!

+ Versi dukun santet
- Nich gue kasih jump-e jump-e …biar selamet dunie akherat!!!

+ Versi wiraswasta gendong-gendong
- Mau jump-u apa mas…. galian singset apa kabel…….?

+ Versi pedagang kaki lima
- Di-jump-in tidak luntur .. luntur tidak di-jump-in…!!!



http://anangnurcahyo.wordpress.com/2010/12/01/beberapa-versi-titanic/

tentang puasa di bulan Rajab

"ghina puasa??"
tanya seorang mbk sore tadi..

"g mbk..ni kan sabtu..lagian kemarin jumat dah puasa..ahad baru puasa lagi.."

"g puasa rajab?"


mmm..mungkin bukan cuma ghina  yg ditanya gitu..atau juga da yg ditanya tentang puasa  Rajab..

asliii...bingung ee...hufhhh..


ada banyak pendapat tentang puasa Rajab..dan semuanya..(ghina yakin) punya dasar yg sama kuatnya..
tidak berniat mengadu pendapat yg ada..tapi sekedar ingin berbagi..
*berbagi ke-bingung-an ehhee.. :D


cekidot..


Puasa sunnah pada bulan rajab. Tidak ada hadits shahih marfu’ yang mengkhususkan puasa sunnah di bulan Rajab, baik pada hari pertama, kedua, ketiga, ketujuh, atau pada keseluruhannya. Sedangkan hadits-hadits yang menunjukkan adanya puasa model di atas, statusnya maudhu' (palsu).

Di antaranya, hadits yang menyebutkan: "Siapa yang puasa tiga hari pada bulan Haram, yaitu hari Kamis, Jum'at, dan Sabtu, maka Allah akan mencatat baginya pahala ibadah 700 tahun," dan dalam riwayat lain, "60 tahun".

Hadits lainnya, "Puasa hari pertama dari bulan Rajab merupakan kafarat (penghapus dosa) untuk tiga tahun, pada hari kedua sebagai kafarat untuk dua tahun, lalu pada setiap harinya untuk kafarat selama satu bulan."

Hadits yang lain yangtidak kalah masyhur, "Rajab adalah syahrullah (bulan Allah), Sya'ban adalah bulanku (Nabi Muhammad), dan Ramdlan adalah bulan umatku."

Semua riwayat ini adalah palsu dan dusta.
Sedangkan mengisi bulan Rajab dengan puasa sebulan penuh telah diingkari oleh para ulama. Beberapa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya Aisyah, Umar bin Khaththab, Abu Bakrah, Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhum jami’an telah mengingkari orang yang berpuasa penuh di bulan Rajab atau mengkhususkan puasa di bulan Rajab.

Ibnu Rajab berkata, "Adapun puasa, tidak ada keterangan yang sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya tentang keutamaan puasa khusus pada bulan Rajab."

Diriwayatkan dari Umar bin Khathab radliyallahu 'anhu, bahwa beliau pernah memaksa seseorang untuk membatalkan puasa Rajab dan berkata, "Apa itu (puasa) Rajab? Sesungguhnya Rajab diagungkan oleh orang Jahiliyah, maka ketika datang Islam hal itu ditinggalkan."

Ibnul Hajar berkata dalam Tabyin al-'Ajab bimaa Warada fii Fadhli Rajab : "Tidak terdapat dalil shahih yang layak dijadikan hujah tentang keutamaan bulan Rajab dan tentang puasanya, tentang puasa khusus padanya, dan qiyamullail (shalat malam) khusus di dalamnya."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata tentang hadits-hadits keutamaan berpuasa dan shalat khusus di bulan Rajab, “Seluruhnya dusta menurut kesepakatan para ulama.”

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, “Tidak ada keutamaan khusus yang dimiliki oleh bulan Rajab dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya, tidak dikhususkan umrah, puasa, shalat, membaca Al-Qur'an bahkan dia sama saja dengan bulan haram lainnya. Seluruh hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan shalat atau puasa padanya maka derajatnya lemah yang tidak boleh dibangun di atasnya hukum syar’i”
Tidak ada hadits shahih marfu’ yang mengkhususkan puasa sunnah di bulan Rajab, baik pada hari pertama, kedua, ketiga, ketujuh, atau pada keseluruhannya.

Namun bukan berarti berpuasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, tiga hari setiap bulan, Puasa Dawud, atau puasa mutlak pada bulan Rajab tidak diperbolehkan.

Ibnu Shalah rahimahullah berkata, “Tidak ada hadits shahih yang melarang atau menganjurkan secara khusus berpuasa di bulan Rajab maka hukumnya sama saja dengan bulan lainnya yaitu anjuran berpuasa secara umum."

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Tidak ada larangan demikian pula anjuran secara khusus untuk berpuasa di bulan Rajab akan tetapi secara umum hukum asal puasa adalah dianjurkan."



Barangsiapa melakukan shaum sunnah pada bulan Rajab, maka akan dihapus dosanya. Abu Muhammad Al-Khalaali ra. telah menceritakan tentang keutamaan bulan Rajab bahwa Ibnu Abbas ra. pernah berkata: “Shaum di hari pertama  bulan Rajab, menghilangkan/ menghapus dosa tiga tahun, dan di hari kedua menghapus dosa dua tahun, dan pada hari
ketiga menghapus dosa setahun. Kemudian puasa setiap hari bulan Rajab menghapus dosa sebulan. ” (Durratun Nashihin I:163-164)

Nabi saw. bersabda:“Hai Salman, demi kebenaran kebangkitanku menjadi Nabi, tiada seorang muslim laki-laki dan perempuan yang shaum (meskipun hanya) satu hari dan shalat malam pada bulan Rajab dengan maksud ikhlas (lillahi
Ta ’ala) semata, kecuali Allah mencatat baginya seperti shaum setahun dan mengerjakan shalat malam satu tahun. ” (Durratun Nashihin I:167)

Rasulullah saw. bersabda lagi: “Sesungguhnya di dalam sorga terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya
lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu. Barangsiapa shaum satu hari di bulan Rajab, maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai itu. ” (Durratun Nashihin I:164)

Rasulullah saw. juga bersabda: “Ketahuilah, bahwa Rajab itu adalah bulan Allah yang pekak (tuli). Maka barangsiapa shaum satu hari di bulan Rajab dengan penuh percaya dan ikhlas, maka pasti mendapat keridhaan yang besar dari Allah.
Barangsiapa shaum dua hari, maka para penghuni langit dan bumi tidak akan menilai dia tidak memperoleh karomah/
kemuliaan di sisi Allah. Barangsiapa shaum tiga hari maka diselamatkan oleh Allah dari bahaya dunia dan dari siksaan
akhirat serta diselamatkan dari sakit gila, lepra, penyakit balak (penyakit putih-putih kulit yang menyebabkan gatal-gatal), dan diselamatkan dari fitnah syetan dan dajjal. Barangsiapa shaum tujuh hari, ditutuplah baginya pintu jahannam. Barangsiapa shaum delapan hari, maka dibukakan baginya pintu sorga. Barangsiapa shaum sepuluh hari, dia tidak akan minta sesuatu kepada Allah melainkan pasti Dia kabulkan. Barangsiapa shaum limabelas hari, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan mengganti semua kejahatannya dengan kebaikan. Dan barangsiapa menambah (shaumnya) maka Allah pun menambah pahala shaumnya. ” (Durratun Nashihin I:160-161)

Abbas ra. disebutkan bahwa shaum sebulan penuh di bulan Rajab adalah makruh. Imam Ahmad ra. pun memakruhkannya juga. Orang yang shaum di bulan Rajab sebaiknya jangan sebulan penuh, tetapi tidak usah shaum dua atau tiga harinya.

Imam Ahmad ra. meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., akan tetapi hukum makruhnya menjadi hilang bila shaum di bulan Rajab itu disertai dengan di bulan-bulan selainnya.

klo Buku Fiqh wanita karya Syaikh kamil Muhammad 'uwaidah..di hal: 241..
berpuasa pada bulan rajab adalah MAKRUH. Akan tetapi jika ada wanita muslimah yg hendak berpuasa  pada bulan ini, maka hendaklah ia berpuasa secara berselang karena ini merupakan bulan yg diagungkan oleh orang2 jahiliyah. Sebagaimana diriwayatkan dari ibnu umar, bahwa apabila melihat orang2 jahiliyah dan semua persiapan mereka menyambut bulan rajab, maka ia (ibnu Umar) membencinya seraya berkata,Berpuasa lah dan berbukalah pada bulan itu,"(HR. Ahmad)

Al-Mawardi berpendapat dalam kitab Iqna, “Disunanahkan shaum di bulanRajab dan Sya ’ban.”

Dalam riwayat Abu Qilabah ra. disebutkan bahwa sesungguhnya di dalam sorga terdapat satu istana untuk mereka yang
shaum di bulan Rajab. Kata Baihaqi ra.:“Abu Qilabah ra. adalah tabi’in, orang besar yang menyampaikan itu dari yang lebih tinggi dari padanya yakni sahabat yang mendengar dari Rasulullah saw. ”

Dari A’isyah ra. yang mengatakan:”Nabi bersabda,‘Semua orang dalam keadaan lapar di hari Kiamat, kecuali para Nabi dan para keluarganya serta orang-orang yang shaum di bulan Rajab, Sya ’ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang dan tidak ada rasa lapar dan dahaga bagi mereka. ’ ” (Durratun Nashihin I:165)



seperti yg ghina tulis di awal..ni juga membingungkan saya..
klo ditanya: jd gimana??
ghina kan jawab: pendapat yg ghina tw ya itu itu itu..bla bla bla..saya pribadi tetap berpuasa seperti bulan2 lainnya..senin kamis..tengah bulan.. ^_^"

wallaahu'alam..
mungkin ni juga masalah khilafiyah yg tak perlu jadi perdebatan panjang..