Tuesday, 13 November 2012

manfaat gerakan sujud dalam shalat secara medis


Setelah gerakan I’tidal, dalam rangkaian rukun shalat diteruskan dengan gerakan sujud. Gerakan sujud adalah adalah gerakan yang dimulai dengan mengucapkan takbir ”Allahu Akbar”, turun  dengan mendahulukan kedua lutut kemudian kedua tangan.  Sujud  dilakukan dengan tujuh anggota badan, yaitu jari jemari kedua kaki, kedua lutut, kedua tangan dan di atas dahi.  Kedua tangan diletakkan dengan menghadapkan jari-jari ke arah kiblat, tanpa menggenggam dan tidak pula mengembangkannya.

Nah, dari gerakan tersebut adakah manfaat gerakan sujud dalam shalat secara medis?

Secara medis, sujud bermanfaat untuk mencegah penyakit wasir. Dengan gerakan sujud aliran getah bening dari tungkai perut dan dada ke leher lebih lancar karena posisi tungkai perut lebih tinggi dari pada leher. Sujud dengan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah bening ketiak ke leher. Tapi, sujud yang benar bila dilakukan dengan tumakninah yaitu diam setelah bergerak, sekiranya anggota-anggota badan kembali tenang.

Karena jika gerakan sujud dilakukan dengan tergesa-gesa, maka sujud tak bermanfaat mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada sebagian sahabat Rasul yang menceritakan bahwa Rasulullah sering berlama-lama dalam bersujud.
\
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena Posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Dan apabila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen menuju otak atau kepala, termasuk mata, telinga, leher, pundak dan hati. Cara seperti ini efektif untuk membogkar sumbatan pembuluh darah pada jantung sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalisir.

Selain itu, posisi sujud juga membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat. Sehingga rongga dada bertambah lebar dan paru-paru berkembang dengan baik. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan mencegah keluhan otot-otot dibagian tengah. Sujud juga menambah aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala (mata, telinga, dan hidung) serta paru-paru, memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah.

Gerakan sujud, memberi manfaat agar tak mudah terserang stroke.

Posisi kepala yang lebih rendah dari jangtung, menyebabkan darah mengumpul di pembuluh darah otak. Jadi bisa dikatakan, gerakan sujud ini merupakan gerakan anti stroke. Dengan sikap sujud tersebut maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak terlatih untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak  pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini dapat menghindarkan mati mendadak akibat tekanan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak karena emosi yang berlebihan dan sebagainya.

Di dalam otak manusia juga terdapat beberapa syaraf yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci dari otak memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi sempurna. Tetapi ketika seseorang sujud, darah dapat mengalir memasuki urat syaraf tersebut. Urat ini memerlukan darah pada saat-saat tertentu saja. Artinya kebutuhan ini terpenuhi hanya pada waktu shalat (sujud).

Fakta lain juga menunjukan, sujud dapat mengaktifkan ”cakra mahkota” (crown cakra) yang berkaitan dengan pusat spiritual, tempat yang berhubungan dengan sang ilahi. Tempat mana keinginan-keinginan spritual terbagi ke dalam kepribadian dan hidup sehari-hari. Sehingga dapat meningkatkan kesehatan otak, system syaraf dan kelenjar pineal, menjaga kesehatan getah bening, system, kerangka, prostate, kantong kemnih dan kelenjar andrenalin, mengencangkan organ-organ reproduksi.

Gerakan sujud juga bagus untuk wanita hamil. Sujud memberi menguntungkan kepada wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali.

Keseimbangan dan kelancaran peredaran darah terutama ke otak sebagai organ yang sangat vital, yang membutuhkan oksigen dan kalori yang maksimal. Pembuluh darah di otak, di bola mata sangatlah halus dan harus dialiri darah terus menerus.

Selain itu sujud adalah manifestasi ketotalan kita dalam berpasrah diri kepada Allah. Bahwa manusia adalah mahluk yang lemah, dalam shalat, maka jiwa berada di titik nol. Dalam kondisi yang paling pasrah dan stabil, seseorang yang dilanda stres akan terlepas segala beban jiwa yang menghimpit. Sehingga seorang hamba yang beriman dan pandai memaknai sholatnya tidak akan pernah dilanda keputusasaan (Stress). Begitu besar manfaat sujud dalam shalat. Tidak menyehatkan secara medis, namun juga menyehatkan emosi dan psikis.












0 komentar:

Post a Comment