Wednesday, 29 February 2012

percaya..cinta..lalu setia


Beberapa waktu yang lalu, ghina nonton film korea, ehhe8 g kena Korean fever kog..nonton2 aja.,. selingan.. :D
‘bungee jump over their own’ klo g salah judulnya..klo g salah berarti bener ehhe8

Berkisah tentang sepasang kekasih yang akan menikah..tapi takdir berkata lain..sang cewek meninggal kecelakaan ditabrak truk waktu mw nganterin bekal buat sang cowok..mmm


Bertahun2 kemudian..sang cowok menikah dan memiliki seorang anak..lalu ia menjadi guru SMA. Di SMA tersebut, ia kembali bertemu dengan reinkarnasi si ceweknya dulu..tapi justru di sini lah konfliknya bermula..reinkarnasinya salah pilih tempat owowoow berwujud anak laki-laki di kelas yang ia asuh..

Awalnya..sang guru merasa ia mulai gila karena makin hari ia memiliki kecenderungan menyukai lawan jenis dan ia sepenuhnya sadar itu terlarang..tapi ternyata..sang siswa juga mengalami hal serupa..dan karena mereka YAKIN klo mereka telah ditakdirkan satu sama lain..mereka tetap men-CINTA dan kembali berikrar SETIA..yang akhirnya mereka memutuskan utk bunuh diri dengan terjun dari jembatan..tetap dengan keYAKINan bahwa CINTA mereka akan tetap ada dikehidupan selanjutnya..

yg ini pasti dah percaya sejak unyu unyu ahaha8

***


Sebenarnya udah lama mw nulis bahasan ini..tapi baru kemarin menemukan rangkaian kata2 yang eye-catchy ahahah8

“bukan karena cinta kita saling percaya..
tapi bermula karena saling percaya maka kita mencinta”

*Keyenz tak keyenz takkkk..ahahab melebay saye nieeee... :D

Sebenarnya jugaaaa…itu dipertegas dengan kata2 dari Pak Mario Teguh : jangan mencinta klo curiga, klo cinta jangan curiga. Karena cinta menuntut smw dari pe-cinta utk yg di-cinta
*heran juga ya kog bahasan Golden way akhir2 ni cintaaaaaa lagi lagi lagiii..


Nah..
Ambil ibroh dari film korea tadi..trus dikolaborasikan dengan semangad dari kisah heroic para sahabat dan shohibiyah..juga beberapa buku tentang iman dan futur..[dewhhhhh…bahasa naaaa… >,<]..ghina menyimpulkan klo ada keterkaitan erat antara PERCAYA, CINTA, dan SETIA.

Bacalah kisah2 terdahulu tentang PERCAYA..
Bilal..tetap SETIA dalam derita siksaan atas nama CINTA nya pada Sang Ahad dan PERCAYA cintanya tak tertolak..
Juga Ibrahim..yang PERCAYA bahwa dengan patuhnya ia pada perintah menyembelih sang buah hati adalah wujud nyata CINTA dan SETIA nya pada Sang Pemberi..
Atau Siti Khadijah..ketika yang lain menginkari Rasulullaah..ia PERCAYA..ia korbankan harta benda dengan penuh CINTA..dan tetap SETIA pada Rasul dan Tuhannya hingga akhir masa di dunia..

Tak ada alasan pasti kecuali karena PERCAYA jika perniagaan dengan ALLAAH tak kan merugi..

 
Jadi…sepertinya hipotesa ghina itu benar…ahahha8
*beuhhh..


Trus sekarang..
Adakah benar kita PERCAYA yang mengantar pada CINTA lalu SETIA??

Ketika doa kita lama di-ijabah kita mengeluh..padahal Allaah g pernah protes dengan lambatnya kita menghadap di lima waktu itu..
Ketika yang kita dapat tak sesuai harapan..kita menggerutu..padahal Allaah masih membantu wlw kita menghadap dengan kantuk tak tertahankan di kala subuh..
Ketika urusan kita terasa susah..kita mencela..padahal Allaah masih berkenan memberi wlw dhuha kita bolong lagi..
Allaah mudahkan rizki wlw sedekah kita yang seribu itu kita beri tanpa menoleh lagi..
Ada kemudahan dan keluasan ilmu meski kitabnya kita baca dengan jemu..
Ada begitu banyak anugrah meski ibadah kita sebatas ritual saja..




Ahhh kawand…
Masih tak sadar kah kita da CINTA yang begitu besar dan hanya perlu di mulai dari PERCAYA..

mari kita bersepakat klo tanpa PERCAYA..tak akan ada CINTA apalagi SETIA.. ^_^

PERCAYA bahwa tiada Tuhan selain ALLAAH..maka yakin yang lain tak berdaya..
PERCAYA jika ALLAAH saja pemberi rizki..maka tak akan mengemis kerja dengan memberi di muka
PERCAYA jika hokum ALLAAH itu mutlak..maka tak khawatir meski harus melawan kehendak makhluk yang sekedar mengandalkan kepicikan otak
PERCAYA ALLAAH..maka IA CINTA..
PERCAYA ALLAAH..hanya IA yang SETIA

Dan ketika kita PERCAYA..kita pun dihadapkan dengan konsekuensi CINTA tadi itu..”…cinta menuntut smw dari pe-cinta utk yg di-cinta”..karena di sana lah nyata nya sebuah SETIA..membersamai dalam sgala hal..



***yare yareeee..dah 3 hal euyyy… the end
Wallaahu’alam..

Smangad slalu.. ^_^/

Thursday, 16 February 2012

‘Uquuqul walidain [durhaka kepada orang tua]


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.” (Al-Isra’: 23)

“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka.” [QS. Al-Isra' (17): 23]

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Ada tiga ayat yang diturunkan dan dikaitkan dengan tiga hal, tidak diterima salah satunya jika tidak dengan yang dikaitkannya:
1.     Firman Allah Ta’ala, `Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul’. Maka barangsiapa taat kepada Allah namun tidak taat kepada Rasul, ketaatannya tidak diterima.
2.    Firman Allah Ta’ala, `Dan dirikanlah shalat serta tunaikan zakat’. Maka barangsiapa melakukan shalat namun tidak mengeluarkan zakat, tidaklah diterima.
3.    Firman Allah Ta’ala, Agar kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.’ Barangsiapa bersyukur kepada Allah namun tidak bersyukur kepada kedua orang tua, tentu saja tidak diterima hal itu.
Oleh karena itulah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua. (Diriwayatkan Tirmidzi dari hadits Abdullah bin Amr, hadits ini diperkuat oleh hadits Abu Hurairah).


sering kita belajar tentang berbakti pada orang tua..tapi adakah telah sempurna??
klo liat referensi di awal tadi..khawatir dunk klo ternyata kita merasa berbakti padahal ternyata ada hal yg justru terkatagorikan perbuatan durhaka pada ortu...wehhh..
never never lah yaa.. ^_^

so..g salah juga kan kita bahas tentang durhaka nya...harap-harap lebih berhati2 biar g sampe jd durhaka tanpa sadar..

cekidot.. ^_^/

***



‘Uquuqul walidain (durhaka kepada orang tua) adalah dosa besar. Karena itu, Rasulullah saw. –seperti yang dikutip oleh Ibnu Al-Atsir dalam kitabnya An-Nihaayah—melarang perbuatan durhaka kepada kedua orangtua.

Seseorang dikatakan ‘aqqa waalidahu, ya’uqquhu ‘uqaaqan, fahuwa ‘aaqun jika telah menyakiti hati orangtuanya, mendurhakainya, dan telah keluar darinya. Kata ini merupakan lawan dari kata al-birru bihi (berbakti kepadanya).
Yang dimaksud dengan al-’uquuq (durhaka) adalah mematahkan “tongkat” ketaatan dan “memotong” (memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya.

Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara orang tua dengan anaknya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua.

Sebesar apa pun ibadah yang dilakukan oleh seseorang hamba, itu semua tidak akan mendatangkan manfaat baginya jika masih diiringi perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya. Sebab, Allah swt. menggantung semua ibadah itu sampai kedua orang tuanya ridha.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa dia berkata, “Tidaklah seorang muslim memiliki dua orang tua muslim, (kemudian) dia berbakti kepada keduanya karena mengharapkan ridha Allah, kecuali Allah akan membukakan dua pintu untuknya –maksudnya adalah pintu surga–. Jika dia hanya berbakti kepada satu orang tua (saja), maka (pintu yang dibukakan untuknya) pun hanya satu. Jika salah satu dari keduanya marah, maka Allah tidak akan meridhai sang anak sampai orang tuanya itu meridhainya.” Ditanyakan kepada Ibnu ‘Abbas, “Sekalipun keduanya telah menzaliminya?” Ibnu ‘Abbas menjawab, “Sekalipun keduanya telah menzaliminya.”

Oleh karena itu ketika ada seseorang yang memaparkan kepada Rasulullah saw. tentang perbuatan-perbuatan ketaatan (perbuatan-perbuatan baik) yang telah dilakukannya, maka Rasulullah saw. pun memberikan jawaban yang sempurna yang dikaitkan dengan satu syarat, yaitu jika orang itu tidak durhaka kepada kedua orang tuanya.


.: Bentuk-bentuk Perbuatan Durhaka
1.     Tidak memberikan nafkah kepada orang tua bila mereka membutuhkan.
2.    Tidak melayani mereka dan berpaling darinya. Lebih durhaka lagi bila menyuruh orang tua melayani dirinya.
3.    Mengumpat kedua orang tuanya di depan orang banyak dan menyebut-nyebut kekurangannya.
4.    Mencaci dan melaknat kedua orang tuanya.
5.    Menajamkan tatapan mata kepada kedua orang tua ketika marah atau kesal kepada mereka berdua karena suatu hal.
6.    Membuat kedua orang tua bersedih dengan melakukan sesuatu hal, meskipun sang anak berhak untuk melakukannya. Tapi ingat, hak kedua orang tua atas diri si anak lebih besar daripada hak si anak.
7.    Malu mengakui kedua orang tuanya di hadapan orang banyak karena keadaan kedua orang tuanya yang miskin, berpenampilan kampungan, tidak berilmu, cacat, atau alasan lainnya.
8.    Enggan berdiri untuk menghormati orang tua dan mencium tangannya.
9.    Duduk mendahului orang tuanya dan berbicara tanpa meminta izin saat memimpin majelis di mana orang tuanya hadir di majelis itu. Ini sikap sombong dan takabur yang membuat orang tua terlecehkan dan marah.
10. Mengatakan “ah” kepada orang tua dan mengeraskan suara di hadapan mereka ketika berselisih.


.: hukumannya di dunia dan hari Kiamat.

>>Ka’abul Ahbar Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah menyegerakan kehancuran bagi seorang hamba jika ia durhaka kepada orang tuanya. Kehancuran itu merupakan siksaan baginya. Dan sesungguhnya Allah menambah umur orang yang berbakti kepada orang tua agar bertambah pengabdian dan kebaikannya kepada mereka”

>>Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada empat orang yang Allah harus tidak memasukkan mereka ke dalam surga dan tidak mereka mencicipi kenikmatannya: orang yang kecanduan terhadap khamr, pemakan riba, orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, dan orang yang durhaka kepada kedua orang tua kecuali jika mereka telah bertaubat” (Diriwayatkan Hakim dengan sanad shahih, namun AI-Mundziri mengatakan bahwa pada sanad hadits ini terhadap Ibrahim bin Khaitsam yang haditsnya matruk, tertinggal dan tidak diakui).

>>Seseorang datang kepada Abu Darda’ Radhiyallahu Anhu dan berkata, Hai Abu Darda’, sesungguhnya aku menikahi seorang wanita dan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya. Abu Darda’ berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda. “Orang tua adalah pintu tengahnya surga, jika kamu mau, hilangkan saja pintu atau jagalah”.

>>Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga doa yang terkabulkan dan tidak ada keraguan padanya: doa orang yang didzalimi, doa orang yang bepergian, dan doa tidak baik orang tua terhadap anaknya”(Diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Thabrani).

>>Juga diceritakan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, “Pada malam ketika aku diisra’ kan aku melihat beberapa kaum yang bergelantungan pada dahan-dahan dari api. Aku bertanya, Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang mencaci ayah dan ibu mereka di dunia”

>>Diriwayatkan bahwa barangsiapa mencaci kedua orang tuanya akan didatangkan kepadanya di dalam kuburan bara dari api sejumlah setiap titik air yang turun dari langit ke bumi. Juga diriwayatkan bahwa jika seseorang durhaka kepada orang tuanya. Nanti setelah dikubur, ia akan dihimpit kuburan itu hingga tulang-tulang rusuknya berhimpit.

>>Yang paling keras siksanya pada hari Kiamat nanti tiga orang: Musyrik, pezina, dan yang durhaka kepada orang tua.




dari banyak sumber

smangad slalu.. ^_^/

Thursday, 9 February 2012

[tentang] mandi wajib

Mandi adalah aktivitas yang selalu dibutuhkan oleh manusia. Mandi memberikan perasaan bersih dan percaya diri. Dalam tuntunan Rasulullah SAW, ada 2 jenis mandi, yaitu mandi yang diwajibkan dan mandi yang disunnahkan.


.: Mandi wajib dilakukan jika terjadi hal-hal di bawah ini:
  1. Keluarnya mani dengan syahwat. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa mandi diwajibkan hanya jika keluarnya mani secara memancar dan terasa nikmat ketika mani itu keluar. Jadi jika keluarnya karena kedinginan atau sakit, tidak ada kewajiban mandi. Tapi biar aman, tetap mandi saja 
  2. Jika bangun tidur dan mendapati keluarnya mani. Ulama berpendapat bahwa selama kita bangun dan mendapati adanya mani, maka kita wajib mandi, walaupun kita tidak sadar atau lupa telah mimpi basah  atau tidak 
  3. Setelah bertemunya dua kemaluan walaupun tidak keluar mani.
  4. Setelah berhentinya darah haidth dan nifas.
  5. Ketika orang kafir masuk islam.
  6. Ketika seorang muslim meninggal dunia. Tentu saja yang memandikannya adalah yang orang yang masih hidup. Mayat muslim wajib dimandikan kecuali jika ia meninggal karena gugur di medan perang ketika berhadapan dengan orang kafir.
  7. Ketika bayi meninggal karena keguguran dan sudah memiliki ruh.


.: Cara-cara mandi wajib (atau disebut juga mandi junub atau janabah) yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
  1. Berniat mandi wajib dan membaca basmalah.
  2. Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak 3 kali
  3. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri
  4. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan ke tanah atau dengan menggunakan sabun
  5. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat
  6. Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut
  7. Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri
  8. Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari
  9. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.
Mudah kan? ^_^

Nah, untuk wanita, ada beberapa tambahan sebagai berikut:
  1. Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air
  2. Melepas kepang rambut agar air mengenai pangkal rambut
  3. Ketika mandi setelah masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah untuk menghilangkan sisa-sisanya.
  4. Ketika mandi setelah masa haidh, disunnahkan juga mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:
تَأْخُذُ فِرْصَةً مِنْ مِسْكٍ فَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَتْ كَيْفَأَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَ تَطَهَّرِي بِهَاسُبْحَانَ اللهِ.قَالَتْ عَائِشَةُ وَاجْتَذَبْتُهَاإِلَيَّ فَقُلْتُ تَتَبْعِي بِهَاأَثَرَا لدَّمِ
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan kain/kapas).” (HR. Muslim: 332)
penjelasan lengkap berikut hadist yang mendasarinya bisa klik di sini.. ^_^

    Tambahan lain mengenai mandi wajib yang sering ditanyakan:
    1. Jika seseorang sudah berniat untuk mandi wajib, lalu ia mengguyur seluruh badannya dengan air, maka setelah mandi ia tidak perlu berwudhu lagi, apalagi jika sebelum mandi ia sudah berwudhu.
    2. Setelah mandi wajib, diperbolehkan mengeringkan tubuh dengan kain atau handuk
    3. Berkumur-kumur (madhmadhoh), memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk) adalah sunnah menurut mayoritas ulama.
    Wallahu’alam bisshawab..



      maroji'
      fiqh wanita
      tafsi Quran wanita
      satu
      dua
      tiga



      smangad slalu... ^_^/

      Tuesday, 7 February 2012

      10 Jenis Solat Yang Tidak Diterima Oleh Allah S.W.T





      Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

      Rasulullah S.A.W telah bersabda bahawa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

      1.     Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.

      2.     Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

      3.     Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

      4.     Orang lelaki yang melarikan diri.

      5.     Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).

      6.     Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.

      7.     Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.

      8.     Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.

      9.     Orang-orang yang suka makan riba'.

      10.     Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

      Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."

      Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."