Thursday, 27 October 2011

22 tanda klo iman sedang lemah..



1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa.
Hati-hatilah! Sebab,perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan. Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan
perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan,sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah
menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadimalam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nyatelah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari,10/486)


Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang di saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.”
(Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor86)


2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampaimenyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Al-Baqarah:74)


3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, “Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.” (Tirmidzi, hadits nomor 3479)4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum’at dan lebih suka barisan shalat yangpaling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda,”Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka.”(Abu Daud, hadits nomor 679)


Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. “Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.”Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.


5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Sukamemperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, “Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati.”(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)


6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja
saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membacaAl-Qur’an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang samamelalaikan isinya. Ketahuilah, Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal:2)


7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah
mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, “Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.” (An-Nisa:142)


8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda,
“Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya, maka dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang

yang menyaksikannya.” (Abu Daud, hadits nomor 4345). Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika
tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.” (Bukhari,hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)


9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil
sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget! Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)


Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, “Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya.” (Bukhari, haditsnomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321) Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, “Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang
pertama dan alangkah buruknya yang terakhir.” (Bukhari, nomor 6729)

“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hari kiamat, kecuali orang yang
adil.” (Shahihul Jami, 1420). Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabdaRasulullah saw. yang berbunyi, “Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaahaillallah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yangmengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)

“Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?” tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong.” (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)


10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw.ini, “Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya.” (Shahihul Jami’, 2678)


11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allahswt. benci dengan perbuatan seperti itu. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (Ash-Shaff:2-3) Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.


12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal. Ingatlah! Kata Rasulullah saw, “Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, iamenghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352) Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Orang Islam yang manakah yang paling baik?” Rasulullah saw. menjawab, “Orang yang muslimin lainselamat dari lisan dan tangannya.” (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim,hadits nomor 57)


13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya.” (Muslim, hadits nomor 1599) Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, “Gak apa. Inikan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!”
Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.


14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air diembermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya.” (Silsilah Shahihah, nomor 1352) Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan darij alan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, danbarangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga.” (Bukhari, hadits nomor 593)


15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, “Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala.” (Silsilah Shahihah, nomor 1137)


16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. “Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza waJalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya,” begitu sabdaRasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)


17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama.Padahal, Allah swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama) Allah.” (Ash-Shaff:14)18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari
kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji.” (Al-Ankabut:2) Seharusnya seorang mukmin itu pribadi
yang ajaib. Jiwanya stabil.”Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan
itumenjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. “Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk
itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.”(Shahihul Jami’, nomor 5633)


20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, “Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir.” (Muslim)


21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda. Bukankah Allah swt. telah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik(benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.”(Al-Israa’:53)Seperti inilah
seharusnya sikap seorang yang beriman. “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (Al-Qashash:55) Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Bukhari dan Muslim)


22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup. Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, “Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31). Bahkan, Allah
swt.menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karenaitu Allah memerintahkan kita untuk, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros.” (Al-Isra’:26) Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.”
(Al-SilsilahAl-Shahihah, nomor 353).


http://www.puarman-asuransi-syariah.blogspot.com/

Thursday, 13 October 2011

Petuah Imam Syafi'i....

Empat perkara menguatkan badan...

1. makan daging

2. memakai haruman

3. kerap mandi

4. berpakaian dari kapas

 
Empat perkara melemahkan badan...

1. banyak berkelamin (bersetubuh)

2. selalu cemas

3. banyak minum air ketika makan

4. banyak makan bahan yang masam

 
 
Empat perkara menajamkan mata...

1. duduk mengadap kiblat

2. bercelak sebelum tidur

3. memandang yang hijau

4. berpakaian bersih

 
Empat perkara merosakkan mata...

1. memandang najis

2. melihat orang dibunuh

3. melihat kemaluan

4. membelakangi kiblat

 
Empat perkara menajamkan fikiran...

1. tidak banyak berbual kosong

2. rajin bersugi (gosok gigi)

3. bercakap dengan orang soleh

4. bergaul dengan para ulama

 
4 CARA TIDUR...

1. TIDUR PARA NABI Tidur terlentang sambil berfikir tentang kejadian langit danbumi.

2. TIDUR PARA ULAMA' AHLI IBADAH Miring ke sebelah kanan untuk memudahkan terjaga untuk solat malam.

3. TIDUR PARA RAJA YANG HALOBAMiring ke sebelah kiri untuk mencernakan makanan yang banyak dimakan.

4. TIDUR SYAITAN Menelungkup/tiarap seperti tidurnya ahli neraka.

 

Saturday, 8 October 2011

letters 'n numbers: making life be 100%



If the value of the following letters are:
A  B  C  D  E  F  G  H  I  J  K  L  M  N  O  P  Q  R  S  T  U  V  W  X  Y  Z
1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11 12  13 14  15  16 17 18  19  20 21 22 23  24 25 26

Now, let's count the following formulas:

H A R D W O R K
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98% ONLY

K N O W L E D G E
11+14+15+23+12+5+4+7+5 =96% ONLY

L O B B Y I N G
12+15+2+2+25+9+14+7= 86 % ONLY

L U C K
12+21+3+11= 47 % ONLY

A T T I T U D E
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100 %

BUT…those are formulas of the Bule’s..
While Indonesia can be..:

G I G I H (HARDWORK)
7+9+7+9+8 = 40%

I L M U (KNOWLEDGE)
9+12+13+21 = 55%

L O B I (LOBBYING)
12+15+2+9 =38%

M U J U R (LUCK)
13+21+10+21+18 = 83%

S I K A P (ATTITUDE)
19+9+11+1+16 = 46%

K O R U P S I
11+15+18+21+16+19+9 = 109%

So, what do you think about it??



Doc. In-touchbulletin November 2007 edition

Wednesday, 5 October 2011

Gula dan Garam

Seorang kakak mentor membuka sesi mentoringnya dengan menyodorkan dua
tumpukan benda pada adik-adik mentornya, sebagian besar adalah siswa SMA :

Satu tumpukan adalah Gula Putih
Satu tumpukan lagi adalah Garam Putih

“Kalo temen-temen disuruh milih diantara dua tumpukan ini, mana yang temen-temen pilih ?”



Setelah berfikir singkat, ternyata pilihan para adik mentor beragam :

“Kalo saya mah, gula aja kak ...”
“Saya sih gula juga ...”
“Hmm, saya garam ah ...”
“Garam !!!”
“Gula aja deh ... enak ..”



Sang kakak mentor tersenyum, lalu mengeluarkan botol aqua berisi air, sebuah sendok, sebuah gelas plastik merah jambu yang sedikit besar serta lima buah gelas plastik yang sedikit lebih kecil.

“OK, sekarang silahkan ambil masing-masing satu sendok gula atau garam, sesuai dengan pilihan kalian, kemudian masukkan ke dalam gelas berisi air ini ...”

Setelah semuanya melakukan permintaan sang kakak mentor, air pun diaduk. Ketika gula dan garam melarut ke air aqua di dalam gelas besar, sang kakak mentor membagi rata lima air tadi ke dalam lima gelas yang lebih kecil. Masing-masing disodorkan kepada adik mentornya.

“Sekarang cicipin yook ...”

Sambil meminta, sang kakak mentor mencontohkan terlebh dahulu.
Mungkin karena perbandingan gula dan garam 3 : 2, maka rasa air menjadi aneh, adik-adik mentor cuma tahan satu cicipan, karena rasanya seperti oralit. “Hweeek ...”

Suasana jadi riuh rendah ...

Setelah tenang, sang kakak mentor pun berkata ... “Enak gak ?”

“Hmm, nano-nano, manis, asin ... gak enak ...”
“Wah, kakak ngerjain ya ...’
“ .....”

Sang kakak mentor kemudian membuang air berisi campuran garam dan gula itu.
Mengisi gelas besar dengan air dan melarutkan hanya gula manis ke dalamnya.
Dibagikannya kembali ke dalam lima gelas kecil tadi, yang tentu saja sudah
dikosongkan. Tapi anehnya hanya mereka yang memilih gula yang mendapatkan air
manis itu.

“Nih ... untuk menghilangkan sepet ...”
“Wah kak, kami juga mau dooong ...”
“Lho kan kalian milih garam ...”
“Hwaaaa ...”

Tapi dengan senyum, sang kakak menyodorkan kembali dua gelas berisi air manis
yang tersisa. Sambil minum , sang kakak kemudian berkata ..

“Kalau begitu, gula lebih bermanfaat dari garam dong ?”

Beberapa adik mentor menjawab hampir serentak,
“Ya nggak dong kak, kebetulan aja kita lagi pengen ngilangin sepet di mulut”
“Ya gimana kondisinya dooong ...”

Kakak mentor seakan tercenung, lalu bertanya lagi ...
“Kalo garam dan gula yang ane bawa ini ane lempar ke kolam gede disana,
kira-kira yang terjadi apa ya ?

“Waaah, gak ngaruh doong kak ...”

“Ooo ... gitu ya ...”

“Ya”

“Nah itulah contohnya, Islam dan berbagai gerakan atau golongan yang mengusung
Islam ...”

“Maksud kakak ?”

“Ketika kalian tadi memilih gula atau garam, tentu yang jadi pertimbangan
adalah pendapat masing-masing kalian, pemikiran personal dan asosiasi pribadi.”

Sang kakak melanjutkan ...

“Ketika seseorang memilih untuk bergabung ke suatu gerakan Islam yang
manapun, maka sebagian besar yang jadi pertimbangan SEHARUSNYA, SEBENARNYA
adalah pertimbangan pribadinya.”

Adik mentornya mengangguk-angguk, sang kakak melanjutkan

“Ketika ana Cuma menyodorkan air manis kepada mereka yang memilih gula, dua
diantara kalian protes, minta air manis juga, padahal yang mereka pilih adalah
garam”

“Lalu kalian bilang hal itu kondisional, betul ...”

“Naik turunnya sebuah gerakan Islam, beken atau tidaknya, seringkali
bergantung pada kebutuhan dan tantangan yang terjadi di tempat gerakan itu
berada, bisa jadi keadaan di suatu tempat membutuhkan garam sementara di tempat
lain dan kondisi lain lebih membutuhkan gula ...”

Wajah para adik mentor tampak mengerti ...

“Nah, terakhir, ketika gula dan garam yang sedikit tadi kita tuangkan ke
dalam kolam yang luas, maka tidak akan terjadi pengaruh apa-apa ...”

“Hikmahnya, ketika sang gula dan sang garam ego mengatakan bahwa merekalah
yang paling berpengaruh, sungguh sebenarnya mereka tidak berarti apa-apa untuk
komunitas yang besar dan beragam. “

“Butuh lebih banyak garam atau gula untuk membuat air kolam terasa manis.”

“Lalu terjadilah sesuatu yang alami, perebutan pengaruh ...”

Sang kakak menggantungkan kalimatnya

“Anehnya mereka lupa, bahwa ada kalanya orang membutuhkan gula sebagaimana
orang membutuhkan garam ...”

“Tidak lengkap dapur jika hanya gula tanpa ada garam”

“Tidak enak nasi goreng jika hanya mengandalkan garam”

“Jadi kesimpulannya ...”

Seorang adik nyeletuk ...

“Mari jualan gula dan garam !!!”

“Ha ha ha ha ...”

Suasana indah sore itu kemudian dilanjutkan dengan kalimat-kalimat suci Al
Quran yang dilantunkan dari bibir-bibir hamba-hamba Allah yang terus belajar
memahami dinamika keummatan di kesehariannya :

Lantunan surat ukhuwah itu terdengar begitu indah bagi yang memahami maknanya
:

1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.

2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih
dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras
sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain,
supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.

3. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah
mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk
bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu)
kebanyakan mereka tidak mengerti.

5. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka
sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.

7. Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat
kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus,

8. sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.

9. Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya
itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan
adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil.

10. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat.

11. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang
siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

14. Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah
(kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk",
karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah
orang-orang yang benar.

16. Katakanlah (kepada mereka): "Apakah kamu akan memberitahukan kepada
Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."


17. Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar".

18. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

(The Holy Quran Surah Al Hujurat 1 - 18)

Sungguh delapan belas ayat yang memandu kita untuk tetap berada dalam
kesejukan di tengah beragamnya perbedaan panji-panji yang kita usung. Mari
hafalkan dan renungkan kembali.

Allahu ‘Alam