Monday, 25 July 2011

ternyata.. (sebuah renungan bersama)

mmm...


Aku tidak tahu dimana berada. 
Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. 

Mungkinkah??
ahh...aku tidak mau mengira-ngira.

Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. 

"Inilah yang disebut Padang Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan jiwaku. 

"Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku," batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.

Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.

Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan .........

Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. 

Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah.

"Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku," pikirku mantap.

Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun

Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. 

Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.

Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. 

Ya Allah..mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

"Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku," aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. 

Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kirimkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. 

Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, 

"Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain." 


Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata "maaf" dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. 

Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, 

"Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak."


Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. 

"Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara," jelasnya lagi.


Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, "Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu."

Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. 

"Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu," 

bergetar tubuhku mendengarnya.

Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. 















Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.







Saturday, 9 July 2011

without u..


without u..
how cud my life be..??

 You are my fire
The one desire
Believe when I say
I want it that way

But we are two worlds apart
Can't reach to your heart
When you say
That I want it that way

Tell me why
Ain't nothin' but a heartache
Tell me why
Ain't nothin' but a mistake
Tell me why
I never wanna hear you say
I want it that way

***
ngek ngok..
itu mah lagu na backstreet boy.. :D

Sbelumnya..mau bilang thx a lot buat yg dah respon status ghina kmrn itu..
*kek preface adjaahhh.. :D

Ghina juga minta maav lahir bathin klo status hari ni malah buat teman2 berpikir lebih dari satu macam ttg ghina krn tu status..eheh8 so sorry..afwan jiddan..
^_^v

Yaaa…insyaallaah g seperti yg beberapa teman tanyakan langsung ke ghina hari ni..tapi tu status Cuma main idea dr note yg mau ghina tulis tapi belum punya moment buat nulis..gethooo.. :D

Jadi gini frenz fillaah..
Catatan seorang ukhtiy kemarin siang benar2 menghadirkan ruang pikiran sendiri di kepala ghina..mungkin tu juga yg buat insomania smalam makin menjadi..hufhhh…
*nt kudu tanggung jawab ukhtiyyy… >.<

Sebuah note dg judul “ saudaraku, andai kau tau siapa aku sebenarnya..”..
(juga bisa diliat di blog ini)
Benar2 sebuah note yg hadir seakan sebuah cermin yang menampilkan bias yg berbeda-beda un tuk tiap kali kita memandang diri di sana..

Pernah dengar istilah ‘alter-ego’?
Klo kita googling..di Wikipedia aka nada pengertian ttg ‘alter-ego’
An alter ego (Latin, "the other I") is a second self, a second personality within a person, who is often oblivious to the persona's actions. It was coined in the early nineteenth century when dissociative identity disorder was first described by psychologists. A person with an alter ego is said to lead a double life.
Singkatnya..mereka yg memiliki ‘altter-ego’ akan memiliki lebih dari satu ‘kehidupan’..berikut gaya hidup dan pola hidupnya..

Klo pernah nonton film..kek film ‘soulmate’ yg dibintangi Dian sastro n beberapa artis Indonesia terkenal  lainnya itu..yg peran utama nya lebih dari orang krn memang dikisahkan tentang seorang wanita yg memiliki kepribadian ganda..
Ato kek film spider-man..satu sisi ia adalah Peter Parker..sang mahasiswa kutu  buku..sisi lainnya ia seorang pahlwana yg merayap2 di gedung2..eheh8

Balik ke note yg meng-inspirasi sangad itu.. (menurut ghina.. :D )
“andai kau tau siapa aku sebenarnya..tentu kau tak kan mau berlama menunggu petuah bijak dari ku..”
Kira2 begitu kalimatnya..membawa ghina berpikir klo memang benar di tiap manusia memiliki potensi maksiat dan potensi kebaikan..
Dan al Quran hanya mengarahkan ke mana akan di bawa lebih jauh..”fu juu ro ha wa taqwaa ha”
Jadi sebenarnya..tiap orang juga memiliki ‘alter-ego’..krna memank tiap oang punya potensi kebaikan dan maksiat..
Di sebuah pertemuan kajian rutin bulanan lalu..sang ustadz berkata : 
fitrah manusia akan hal yag baik dan yg  buruk..potensi maksiat dlm diri seorang insan tak kan mungkin habis hingga tiada..tapi memungkin kan untuk meminimalisir potensi maksiat dg memperbesar frekuensi potensi kebaikan”
Beliau bilang “tak kan habis
Krna memang insane sekaliber Rasulullah pun tak kuasa ketika menahan muka masamnya hanya karena seorang tua hina yg ‘menggaggunya’ bernegosiasi dg ‘pemuka’ kaum Quraisy waktu itu..
Nah..krn kita semua memiliki alter-ego yg terkadang tak kuasa tuk kita lawan..maka tak seharusnya menyalahkan seseorang dan langsung memberinya vonis mematikan..
*emank terrorist.. :D

Bukan berarti krn ia pernah berbuat satu kesalahan..maka tak ada lagi peluang baginya tuk berbuat baik di kemudian hari..
Katanya kan.. “ingat kebaikan orang pada kita..lupakan kebaikan kita atas dia..
Ingat keslahan kita padanya..lupakan keslahannya pada kita..”

Yaaa..wlw g semudah yg diucapkan..kan kita juga  punya later-ego yg tak bisa dikontrol ketika marah..eheh8

Colek dikit tentang ramadhan yg makin getting closer ini..
Yukz sama2 memperbesar potensi kebaikan dan meminimalisir maksiat..

Kita memank punya dua potensi..tapi ketika satu potensi itu tak begitu dominana..maka kita tetap adalah seorang insan yg tugasnya ber-ibadah..
Sekarang tingal pilih..
>>diri + potensi baik = di sayang Allah
>>diri + potensi maksiat = dinobatkan jadi teman syetan laknatullah

Mariii..teriakan pada potensi maksiat kita bahwa:
without u..I’m still something..
Without me..U’r nothing!

bye bye evil side...
(waving)

Thursday, 7 July 2011

ini jalan hidup..

saat kita tertawa bersama, semua terasa sangat indah
saat kita menangis bersama, semua terasa sangat mudah
dan saat semua yang takkan terbayangkan, kau rasakan
jangan berputus asa tetaplah berusaha
yakinlah…
jalanilah hidupmu yang indah
meski kadang kau merasa lelah
jangan pernah kau berkeluh kesah
yakinilah dan tabah…
tapi tuhan itu telah ada sejak semesta ini tercipta
segala suka dan duka kita kan menjadi cerita
jalan kehidupan
saat kita membuka mata, kau mengerti semua kita sama
saat kita beranjak dewasa, jalan hidup kita tlah berbeda
dan saat semua yang takkan terbayangkan, kau rasakan
jangan berputus asa tetaplah berusaha
yakinlah…

jalanilah hidupmu yg indah
meski kadang kau merasa lelah
jangan pernah kau berkeluh kesah
yakinilah dan tabah…

tapi tuhan itu telah ada sejak semesta ini tercipta
segala suka dan duka kita kan menjadi cerita
jalan kehidupan

(Jalan Kehidupan by Hawari)

Wednesday, 6 July 2011

tentang cinta kita..

Manusia itu unik. Tiap manusia, mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan perasaannya. Tiap manusia pun, mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan perasaannya. Lama mengenal, bukanlah menjadi jaminan.


Jika sekarang aku bertanya, seberapa jauhkah kalian mengenalku, apa yang akan dijawab?

Tidak kenal, sedikit kenal, atau menjawab kenal sekali?

sungguh, apa yang terlihat di mata masih bisa menipu. Bilangan tahun, bukan menjadi jaminan bahwa seseorang bisa benar-benar saling memahami. Karena untuk memahami, harus ada yang dikorbankan. Mengorbankan hati. atau lebih tepatnya, mengorbankan perasaan. Untuk mengalah ketika ada permasalahan. Untuk bijak menerima kekurangan.


Manusia itu unik. Ada kalanya, ekspresi cinta yang kita keluarkan, tak tersampaikan dengan baik. Mungkin, bagi sebagian orang, malah menyakiti.


Ada sebuah adegan film yang cukup menyentuh, bagiku. Sang laki-laki, setelah sekian tahun tak bertemu, akhirnya bertemu dengan seorang perempuan yang ia sayangi di sebuah restoran. Lewat sebuah janji. Di pertemuan itu, sang laki-laki berkata “kenapa kamu belum menikah? Aku sudah.” Sang perempuan hanya menangis, sedangkan sang laki-laki hanya menatap lurus, sambil terus berceloteh. Dan, akhirnya sang perempuan pun tahu, sang laki-laki kini telah buta.



Adegan berganti. Sang perempuan kini telah menikah. Dengan orang lain. Dan beberapa tahun kemudian, ketika sang perempuan sedang bermain dengan anaknya di sebuah sungai, datanglah beberapa orang menyampaikan pesan. Bahwa sang laki-laki telah meninggal. Bahwa sang laki-laki, menikah tepat setelah sang perempuan menikah. Ya. Benar. Tepat setelah sang perempuan menikah. Sang laki-laki berbohong. Ekspresi cintanya, membuatnya harus berbohong.


Sejujurnya, aku sedikit tak bisa menerima. Apa salahnya sang laki-laki jujur, agar mereka bisa menikah dan hidup bahagia? Tapi, karena ini adalah film, dan aku hanya penonton, terang saja aku harus menerima akhir film yang seperti itu.


Setelah kupikir lagi. Sang perempuan memang merasa sakit, atas kebohongan yang dilakukan padanya. Tapi, apakah sang laki-laki tidak merasa sakit? Apakah sang laki-laki tidak merasa terluka, melihat sang perempuan menikah dengan orang lain?



Padahal, mungkin hanya beberapa kalimat yang perlu ia katakan, agar ia bisa hidup berbahagia dengan perempuan itu.


Tapi mungkin sang laki-laki sadar. Selain karena cinta tak harus memiliki, bisa juga karena tak selamanya kedekatan itu bisa menyehatkan. Mungkin bagi sang laki-laki, ia merasa takut jika kebutaannya akan merepotkan orang yang dia kasihi. Mungkin ia takut, kekurangan penglihatannya hanya akan membuat, suatu saat, sang perempuan tak sanggup bersamanya, dan mungkin ia malah akan mengutuk ketidakmampuannya melihat.


Karena itulah ia memilih berbohong. Karena ia cinta dengan perempuan itu, juga karena ia cinta dengan dirinya sendiri. ia tak mau menyakiti, pun tak mau tersakiti.


Ada kalanya. Dalam ukhuwah ini, hal seperti itu bisa terjadi. bukan hanya dalam hubungan cinta lawan jenis seperti yang kupaparkan di atas. Karena cinta bersifat universal.


Bisa jadi, ekspresi cinta kita malah menyakiti orang yang kita cinta. Saudara seiman kita. Padahal, mungkin kita merasa telah mengenalnya. Tapi ternyata pilihan ekspresi cinta kita masih salah. maksud hati ingin menyampaikan yang menurut kita baik untuknya. Tapi ternyata dianggap menyakiti. Padahal, tak jarang mungkin apa yang kita sampaikan bisa terucap karena dia meminta pendapat kita.


Bisa jadi juga, kita telah memilih kata-kata yang bijak ketika menyampaikannya. Tapi tetap, hal itu terus dianggap telah menyakiti. Jika seperti ini terus, apa yang harus dilakukan? Yang satu merasa tersakiti, menganggap bahwa dia terus disakiti. Tapi, tahukah, bahwa bisa saja yang mengatakan hal tersebut, yang dianggap telah menyakiti, juga merasa sakit?

Merasa sakit, karena tidak menyangka kata-katanya bisa menyakiti orang lain.


Merasa sakit karena ia selalu dianggap menyakiti.


Padahal, semua itu dilakukan atas nama cinta. Cinta pada ukhuwah ini.

mungkin, kedekatan selama ini telah membuat kedua belah pihak tidak sehat. mungkin, kedekatan selama ini masih menyimpan ego masing-masing.


Saat seperti itu, mungkin menjauh adalah pilihan yang terbaik. Memilih untuk tidak bertemu. Memilih untuk hanya sesekali menyapa.


Menjauh, pada sebuah jarak. Bukan menjauh yang tak peduli, justru menjauh karena peduli. Menjauh karena cinta ini, jika dipaksakan, akan terus menyakitkan dua belah pihak. Menjauh, agar mungkin rindu yang tercipta bisa sedikit melembutkan hati.


"Karena itu, izinkanlah, jika hal ini menimpa kita semua, izinkanlah agar aku menjauh,sampai pada titik yg aman bagi kita ukhtiy fillaah...
Karena aku cinta, padamu dan diriku sendiri".





>>jiaaahhhh..bahasa na euyy..tulisan kapan ya nie..mmm tuinx tuinx '_'7

Andai Kau Tau siapa Aku sebenarnya..


Hanya ingin berbagi padamu, Teman...

Terkadang kita tak sadar saat kita merasa bangga pada diri kita sendiri... Saat orang" banyak membutuhkan kita, memuji kita...
Padahal kita sendiri menyadari bahwa orang-orang itu sesungguhnya tidak mengetahui siapa dan bagaimana diri kita sebenarnya... dan parahnya kita selalu berusaha menampilkan berbagai bentuk kepalsuan... Berusaha tampil khusyu' tapi sesungguhnya tak khusyu', tampil pintar tapi diomongan doank... ishh....

Seorang hamba yang shaleh selalu merasa khawatir jika amalnya tak diterima atau cintanya ditolak oleh kekasihnya (ALLAH SWT)

Dan seorang durhaka akan semakin optimis bahwa kedurhakaannya pada ALLAH akan diampuni karena ALLAH Maha Pengampun....

Sebuah kisah pendek yang tiap di baca, membuat diri merasa malu...

Seorang 'alim Yusuf Asy-Syairizy mengisahkan tentang gurunya Abul Waqt yang dikenal sebagai salah satu ahli hadits dengan melakukan pengembaraan panjang demi menyelami Hadits' Rasulullah SAW dan di gelari Ruhlah ad-dunya (sang pengembara dunia).

Yusuf bertemu dengan gurunya di negeri Kirman. Setelah memberi salam dan kemudian duduk bersimpuh di hadapan gurunya.

Abul Waqt bertanya "Apa yang membuat mu datang ke negeri ini?"

Yusuf menjawab " Engkaulah yang menjadi tujuanku, aku telah menulis hadits" yang Engkau riwayatkan dengan penaku, namun aku tetap berusaha menemui Tuan dengan kedua kakiku agar bisa mendapatkan keberkahan nafas" Tuan..... "

Abul Waqt berkata " Semoga ALLAH memberikan Taufiq dan keridhoan kepadaku dan kepadamu. semoga ia menjadikan tujuan kita hanyalah padaNya.Duhai, SEANDAINYA SAJA ENGKAU MENGETAHUI AKU DENGAN SEBENAR-BENARNYA, NISCAYA ENGKAU TIDAK AKAN MAU MENGUCAPKAN SALAM KEPADAKU, NISCAYA ENGKAU TAK SUDI DUDUK DI HADAPAN KU..." beliau menangis. lama sekali.. Hingga orang" yang hadirpun ikut menangis.

Kemudian ia berdoa " Ya ALLAH... Tutupilah aib-aib kami dengan perlindunganMu Yang MahaIndah, dan jadikanlah apa yang ada di bawah perlindunganMU itu sesuatu yang Engkau ridhoi untuk kami...."

weitsss....
:'(

Jadi malu dan terharu.. nah aku atas semua kelalaianku apa yang harus kuucapkan?????

Katakanlah pada siapapun yang mencoba mengagumi dan memuji kita:
"Saudaraku, andai engkau tahu siapa aku sebenarnya....."
lalu tangisilah diri sendiri..


moga bermanfaat

(by CINTA YANG MEMBIUS)



>>note uni ipit..http://www.facebook.com/notes/ifit-amelia/saudaraku-andai-engkau-tahu-siapa-aku-sebenarnya

ehem (Ingin dicintai seperti ini..)

Jika kau mencintaiku kerana sifatku yang ceria
Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
Kemudian aku bertanya
Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
Seberapa muram cintamu kan ada?

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku
Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
Kemudian aku bertanya
Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
Kemudian aku bertanya
Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
Membuatmu yakin pada putusanku
Kemudian aku bertanya
Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
Kemudian aku bertanya
Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
Kemudian aku bertanya
Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
Seberapa kuat cintamu bertahan?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
Kemudian aku bertanya
Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
Kemudian aku bertanya
Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
Kemudian aku bertanya
Kala iman itu jatuh menurun
Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena
Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
Kemudian aku bertanya
Pun hati ini tergoncang
Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini....

Aku ingin kau cintai karena Allah..
Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
Karena cintaku berpulang pada-Nya..



mesej group KATA-KATA HIKMAH 4#

Monday, 4 July 2011

tentang nisfu sya'ban


Apa itu 'nisfu sya'ban'? (nisfu ya..bukan nifsu.. :D)
>>Nisfu Sya’ban berarti pertengahan bulan sya’ban.
Di dalam sejarah kaum muslimin ada yang berpendapat bahwa pada saat itu terjadi pemindahan kiblat kaum muslimin dari baitul maqdis kearah masjidil haram, seperti yang diungkapkan Al Qurthubi didalam menafsirkan firman Allah swt :
سَيَقُولُ السُّفَهَاء مِنَ النَّاسِ مَا وَلاَّهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُواْ عَلَيْهَا قُل لِّلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Artinya : “Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (QS. Al Baqoroh : 142)

Tentang keutamaan malam ini

>>terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih.
Diantaranya hadis A'isyah:

"Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.

Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Imam Bukhari dan ulama hadits lainnya dan kebanyakan Ulama berpendapat bahwa hadits yang berkenaan dengan keutamaan malam nisfu Syaban dan puasa di siang harinya adalah lemah. Terdapat beberapa hadits shahih tentang keutamaan puasa pada hari-hari yang banyak di bulan Syaban, tetapi hadits-hadits itu tidak mengkhususkan satu hari dari yang lainnya,
Ulama lain juga berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan keutamaan bulan Sya'ban.


apakah Nabi saw melakukan ibadah-ibadah tertentu didalam malam nisfu sya’ban ?
>>terdapat riwayat bahwa Rasulullah saw banyak melakukan puasa didalam bulan sya’ban, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Aisyah berkata,”Tidaklah aku melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan kecuali bulan Ramadhan. Dan aku menyaksikan bulan yang paling banyak beliau saw berpuasa (selain ramadhan, pen) adalah sya’ban. Beliau saw berpuasa (selama) bulan sya’ban kecuali hanya sedikit (hari saja yang beliau tidak berpuasa).”
Adapun shalat malam maka sessungguhnya Rasulullah saw banyak melakukannya  pada setiap bulan. Shalat malamnya pada pertengahan bulan sama dengan shalat malamnya pada malam-malam lainnya. Hal ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah didalam Sunannya dengan sanad yang lemah,”Apabila malam nisfu sya’ban maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya.

Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban?

>>Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya'ban sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Syeikh Abdurrahman bin Ismail al-Muqaddisi telah mentahqiq masalah ini. Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.

Al Qasthalani menyebutkan didalam kitabnya “al Mawahib Liddiniyah” juz II hal 259 bahwa para tabi’in dari ahli Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh dengan ibadah pada malam nisfu sya’ban. Manusia kemudian mengikuti mereka dalam mengagungkan malam itu. Disebutkan pula bahwa yang sampai kepada mereka adalah berita-berita israiliyat. Tatkala hal ini tersebar maka terjadilah perselisihan di masyarakat dan diantara mereka ada yang menerimanya.
Ada juga para ulama yang mengingkari, yaitu para ulama dari Hijaz, seperti Atho’, Ibnu Abi Malikah serta para fuqoha Ahli Madinah sebagaimana dinukil dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, ini adalah pendapat para ulama Maliki dan yang lainnya, mereka mengatakan bahwa hal itu adalah bid’ah.
Kemudian al Qasthalani mengatakan bahwa para ulama Syam telah berselisih tentang menghidupkan malam itu kedalam dua pendapat.
Pertama : Dianjurkan untuk menghidupkan malam itu dengan berjama’ah di masjid. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin ‘Amir dan yang lainnya mengenakan pakaian terbaiknya, menggunakan wangi-wangian dan menghidupkan malamnya di masjid. Hal ini disetujui oleh Ishaq bin Rohawaih. Dia mengatakan bahwa menghidupkan malam itu di masjid dengan cara berjama’ah tidaklah bid’ah, dinukil dari Harab al Karmaniy didalam kitab Masa’ilnya.
Kedua : Dimakruhkan berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat, berdoa akan tetapi tidak dimakruhkan apabila seseorang melaksanakan shalat sendirian, ini adalah pendapat al Auza’i seorang imam dan orang faqih dari Ahli Syam.
>>>
·         Didalam kitab “al Mausu’ah al Fiqhiyah” juz II hal 254 disebutkan bahwa jumhur ulama memakruhkan berkumpul untuk menghidupkan malam nisfu sya’ban, ini adalah pendapat para ulama Hanafi dan Maliki. Dan mereka menegaskan bahwa berkumpul untuk itu adalah sautu perbuatan bid’ah menurut para imam yang melarangnya, yaitu ‘Atho bin Abi Robah dan Ibnu Malikah.
·         Sementara itu al Auza’i berpendapat berkumpul di masjid-masjid untuk melaksanakan shalat (menghidupkan malam nisfu sya’ban, pen) adalah makruh karena menghidupkan malam itu tidaklah berasal dari Rasul saw dan tidak juga dilakukan oleh seorang pun dari sahabatnya.
·         Sementara itu Khalid bin Ma’dan dan Luqman bin ‘Amir serta Ishaq bin Rohawaih menganjurkan untuk menghidupkan malam itu dengan berjama’ah.”

Dengan demikian diperbolehkan bagi seorang muslim untuk menghidupkan malam nisfu sya’ban dengan berbagai bentuk ibadah seperti shalat, berdzikir maupun berdoa kepada Allah swt yang dilakukan secara sendiri-sendiri. Adapun apabila hal itu dilakukan dengan brjama’ah maka telah terjadi perselisihan dikalangan para ulama seperti penjelasan diatas.
Hendaklah ketika seseorang menghidupkan malam nisfu sya’ban dengan ibadah-ibadah diatas tetap semata-mata karena Allah dan tidak melakukannya dengan cara-cara yang tidak diperintahkan oleh Rasul-Nya saw. Janganlah seseorang melakukan shalat dimalam itu dengan niat panjang umur, bertambah rezeki dan yang lainnya karena hal ini tidak ada dasarnya akan tetapi niatkanlah semata-mata karena Allah dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Begitu pula dengan dzikir-dzikir dan doa-doa yang dipanjatkan hendaklah tidak bertentangan dengan dalil-dalil shahih didalam aqidah dan hukum.
Dan hendaklah setiap muslim menyikapi permasalahan ini dengan bijak tanpa harus menentang atau bahkan menyalahkan pendapat yang lainnya karena bagaimanapun permasalahan ini masih diperselisihkan oleh para ulama meskipun hanya dilakukan oleh para tabi’in.
Wallahu A’lam


http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/nisfu-sya-ban.htm
Hadist shahih bukhari-Muslim
Tanyasanasini.com :D